Dark/Light Mode

Ini 8 Manfaat Program Jet Tempur KF-21 Dengan Korsel, Salah Satunya Buka Peluang Ekspor

Rabu, 9 November 2022 21:22 WIB
KF-21 Boramae, proyek kerja sama pengembangan jet tempur dengan Korsel. (Foto: Net)
KF-21 Boramae, proyek kerja sama pengembangan jet tempur dengan Korsel. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) dalam bidang militer dan pertahanan, terus menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan.

Marsdya TNI (Purn) Eris Heryanto dari Forum Komunikasi Industri Pertahanan (Forkominhan) mengatakan, eratnya hubungan kedua negara antara lain ditandai oleh kerja sama pengadaan alutsista dari industri pertahanan Korsel, untuk memenuhi kebutuhan TNI.

Sebut saja panser tarantula untuk TNI AD, submarine changbogo class untuk TNI AL, pesawat latih tempur T50i Golden Eagle untuk TNI AU, pesawat latih ringan KT1-B untuk TNI AU, dan kapal cepat rudal (KCR) KRI Mandau Class.

“Korsel juga membeli alutsista dari Indonesia, berupa pesawat CN-235 sebanyak 9 unit, untuk digunakan oleh Republic of Korea Air Force (ROKAF) dan Korean Coast,” kata Eris dalam acara Workshop Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea, yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), beberapa waktu lalu.

Teranyar, adalah joint development pesawat tempur KF-21 Boramae, yang sukses menjalani penerbangan selebrasi di Sacheon Air Base, 29 September lalu.

Baca juga : Pemerintah Tingkatkan Kualitas SDM dan Kembangkan Pendidikan Vokasi

Ini adalah pesawat tempur generasi 4.5 yang memiliki kemampuan setara F16++. Pesawat ini tergolong semi-stealth (low observable), smart avionic with sensor fusion, beyond & within visual range weapon system, mudah bermanuver, dan memiliki konsep interaksi antar aplikasi melalui protokol yang disetujui bersama.

Eris menuturkan, program kerja sama pengembangan pesawat tempur ini, memiliki banyak manfaat untuk Indonesia. “Terutama, dalam hal penguasaan teknologi kunci pesawat tempur generasi 4.5,” ujarnya.

Setali tiga uang, Direktur Umum Senior Program KFX di DAPA Brigjen (Purn) Jung Kwang-sun mengatakan, lewat kerja sama ini, Indonesia bisa mendapat pengetahuan tentang pengembangan jet tempur dalam waktu yang lebih singkat, dibandingkan Korsel yang perlu waktu lama untuk mempelajarinya.

"Indonesia akan punya daya saing kelas dunia dalam dunia dirgantara," ucap Jung pada kesempatan yang sama.

Berikut 8 manfaat yang diperoleh Indonesia, dari kerja sama pembuatan pesawat tempur dengan Korsel:

Baca juga : Petani Rasakan Manfaat Besar Program JEJAK SETAPAK dan PESONA SUBANG Pertamina EP

1. Operational Requirement

Jika kita membuat sendiri, desain pesawat dapat memenuhi persyaratan operasional TNI AU.

Sebaliknya, jika membeli, persyaratan operasionalnya tentu menyesuaikan dengan spesifikasi teknis pesawat yang dibeli.

2. Platform Pesawat

Jika memproduksi sendiri, kita bebas menentukan konfigurasi, sehingga menjamin kemampuan pengembangan teknologi pesawat tempur yang berkelanjutan (sustainability).

Baca juga : Sambo Katanya Cinta Banget Sama Istrinya

Tapi, jika membeli, kita akan menghadapi banyak pembatasan terhadap konfigurasi, performance dan persenjataan sehingga terjadi degradasi teknologi.

3. Technology Acquisition

Dengan memproduksi sendiri, kita mempunyai kemampuan teknologi pesawat tempur untuk menjaga tetap up-to-date, dan dapat dimanfaatkan untuk industri pertahanan lain dan non pertahanan.

Jika membeli, kita tidak mempunyai kemampuan teknologi pesawat tempur. Sehingga, teknologinya akan tertinggal setelah beberapa saat (kemampuan upgrade tidak ada).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.