Dark/Light Mode

JK Soroti Tambang Asing Di Sulsel

Kekayaan Indonesia Kudu Dinikmati Rakyat Sendiri

Kamis, 2 Februari 2023 06:45 WIB
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). (Foto: Antara).
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). (Foto: Antara).

 Sebelumnya 
Akun @sukses_subhan meminta kasus di PT GNI Morowali menjadi pelajaran berharga. Bahwa, tambang itu harus dalam kendali Indonesia sendiri, bukan asing. Kendati begitu, asing tetap mitra yang harus dihormati.

“Tapi perlu mengikuti aturan dan as­piratif terhadap keinginan yang punya wilayah. Harus sinergis,” tandasnya.

Akun @damarjati_dimas menuturkan, dari zaman dulu perusahaan asing men­guasai tambang Indonesia, lebih tepatnya sejak zaman Orde Baru. Tapi, di zaman Presiden Jokowi mulai berubah, dan akh­irnya Freeport dibeli Indonesia.

Baca juga : IPK Merosot 4 Poin, Indonesia Turun Ke Peringkat 6 Asia Tenggara

“Juga, kewajiban smelter dari zaman Presiden SBY mulai diterapkan dengan sungguh-sungguh,” katanya.

“Setuju dengan ucapan JK. Apa mereka anggap Kalla Group tidak mampu men­gelolanya,” kata @Rizal151.

Sementara, @si_santanu bingung dengan pernyataan JK yang meminta tambang Nikel dikelola masyarakat. Dia mempertanyakan teknis pengambilalihan perusahaan asing tersebut.

Baca juga : Indonesia Boyong 2 Gelar Di Rumah Sendiri

“Apa lokasi tambang dikavling-kav­ling, kemudian digarap masyarakat di sekitar. Bila seperti itu, malah akan ter­jadi gontok-gontokan antarmasyarakat,” katanya.

“Bohong kalau untuk rakyat, karena ujung-ujungnya keluarga dan kroni mer­eka,” tukas @abdl_rn.

Akun @Hen_Wijaya menilai aneh jika JK sudah di luar pemerintahan baru bersuara. Waktu JK jadi wakil presiden tidak ada suaranya soal tambang asing di Sulsel.

Baca juga : Dubes Jepang Kanasugi Kenji Dukung Keketuaan Indonesia di ASEAN

Kata @handip01, omongan JK hanya buat gagah-gagahan. Tambang diserahkan ke asing karena Indonesia belum mampu kuasai teknologinya.

“Ke depan, bila teknologi sudah dikua­sai pasti dikelola sendiri. Sudah banyak contohnya kita ambil alih dari asing,” ujarnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.