Dark/Light Mode

Amelia A. Yani, Dubes RI Untuk Bosnia Dan Herzegovina 2016 - 2020

Hubungan Erat RI Dengan Yugoslavia Masih Terasa

Sabtu, 29 April 2023 11:02 WIB
Ilustrasi. Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito naik kuda dalam buku biografinya. (IST)
Ilustrasi. Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito naik kuda dalam buku biografinya. (IST)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan baik Pemerintah Indonesia di era Presiden Soekarno dengan Pemerintah Yugoslavia di masa kepemimpinan Presiden Josip Broz Tito masih terasa hingga saat ini, meski kini Yugoslavia terpecah-belah.

Hal tersebut dirasakan langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Bosnia-Herzegovina 2016-2020 Amelia A. Yani. Bosnia-Herzegovina merupakan negara pecahan dari Yugoslavia.

Amelia menceritakan saat dirinya mengemban tugas dari Presiden Joko Widodo sebagai Dubes di Bosnia- Herzegovina, putri Pahlawan Revolusi Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani itu menerima buku antik tua tentang Presiden Tito. Dan uang kuno era Tito 5000 dari seseorang.

"Semua ini tidak terlepas dari hubungan bilateral era Presiden Soekarno. Di mana ayah saya juga beberapa kali ke Jugoslavia membeli peralatan perang saat akan merebut Irian Barat dan kunjungan resmi sebagai Men/Pangad juga diterima hangat oleh Presiden Tito. Dan ibu negara menerima ayah dan ibu saya," tutur Amelia.

Baca juga : Dubes RI Untuk Peru Marina Estella, Akhiri Tugas Di Tengah Situasi Tak Stabil

Tak hanya kedua orang tuanya, Amelia juga mengaku diterima dengan hangat seperti keluarga mereka meskipun sekarang Yugoslavia sudah menjadi 6 negara.

Dikatakan, para duta besar yang ditempatkan di Bosnia dari negara-negara ex Yugoslavia juga masih terus berhubungan sangat baik, termasuk teman-teman di sana.

"Sejarah telah menuliskannya dengan tinta emas, one time, one moment so unforgettable, sweet memories stay forever," pungkas Amelia.

Untuk diketahui, Yugoslavia adalah negara yang sempat eksis di daerah Balkan antara 1 Desember 1918 hingga 27 April 1992.

Baca juga : Dubes RI Untuk China Dan Wagub Fujian Kompak Genjot Kerja Sama

Penduduk Yugoslavia terdiri atas enam golongan etnis suku bangsa Slav, yaitu Serbia, Kroasia, Slovenia, Islam Bosnia, Macedonia, dan Montenegro.

Yogoslavia pecah pada tahun 1992, dilatarbelakangi oleh meninggalnya Josip Broz Tito, pemimpin yang membawa negara ini mencapai puncak kejayaan antara 1953-1980 tanpa bergantung pada kekuatan Blok Barat maupun Blok Timur.

Sepeninggal Josip Broz Tito, terjadi kekosongan kekuasaan dan tidak ada figur pemimpin yang ideal sebagai penggantinya, sehingga muncul berbagai masalah sosial serta krisis ekonomi dan politik tingkat nasional.

Setelah Yugoslavia mengalami perpecahan, salah satu dampaknya adalah munculnya negara-negara baru di kawasan Eropa Timur.

Baca juga : Rayakan Kemerdekaan Di Tengah Perang Dengan Rusia

Yugoslavia terpecah menjadi 6 negara: Serbia, Slovenia Montenegro, Kosovo, Kroasia, dan Bosnia dan Herzegovina. Indonesia belum mengakui Kosovo.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.