Dark/Light Mode

Target Net Zero Dengue Tahun 2030

Prof. Tjandra Ingatkan, Kematian Akibat Dengue Di Tanah Air Semakin Meningkat

Senin, 11 September 2023 08:35 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: dok. Pribadi)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti ancaman penyakit dan kematian akibat dengue di negara kita, yang belakangan ini semakin meningkat.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan per 10 September 2023, angka kejadian dengue pada tahun 2012, tercatat  25 ribu/100 ribu penduduk. Namun di tahun 2022, angka tersebut melonjak drastis, menjadi 52 ribu/100 ribu penduduk.

"Di negara kita, kenaikan ini tidak hanya terjadi pada kasus dengue, tetapi juga kematian akibat dengue. Tahun 2018, case fatality rate atau tingkat kematian dengue negara kita mencapai 0,71 persen. Namun, pada tahun 2022, angkanya meningkat jadi 0,86 persen," jelas Prof. Tjandra dalam keterangannya, Senin (11/9/2023).

Banyak Disebut Demam Biasa

Maret 2023, WHO menyatakan, dengue adalah infeksi virus DENV yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Virus dengue ini terdiri dari empat macam, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.

Sekitar separuh penduduk dunia berisiko terkena dengue, dengan perkiraan 100–400 juta infeksi  terjadi di dunia setiap tahunnya.

Baca juga : 50 Tahun PDPI, Prof Tjandra Ingatkan 5 Poin Pelayanan Dokter Spesialis Paru

Gejala klinik dengue sangat bervariasi. Mulai dari yang ringan, amat berat, hingga merenggut nyawa.

WHO menyatakan, insidens dengue meningkat secara dramatis dalam dekade terakhir di dunia, dari 505.430 kasus pada tahun 2000, menjadi 5,2 juta pada tahun 2019.

Data lain berdasar modelling, memperkirakan terjadinya 390 juta infeksi dengue per tahun di dunia. Dari angka tersebut, hanya sekitar 96 juta yang bermanisfestasi secara klinis dengan jelas.

"Jadi memang, harus diketahui juga, bahwa cukup banyak kasus yang tidak terdiagnosis dengan baik, dan hanya disebut sebagai penyakit demam (febrile illnesses)," ujar Prof. Tjandra, yang saat ini menjabat Direktur Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.

Satu penelitian lain lagi bahkan menyebutkan, ada sekitar 3,9 miliar penduduk dunia yang berisiko terinfeksi virus dengue.

Endemik Global

WHO menyatakan dengue sebagai penyakit endemik di lebih dari 100 negara di dunia. Sebanyak 70 persen kasus dengue di dunia, terjadi di benua Asia.

Baca juga : Kemacetan Di DKI Semakin Menggila

Data WHO Asia Tenggara menjelaskan, Indonesia adalah salah satu 30 negara di dunia yang endemik tinggi dengue (30 most highly endemic countries in the world).

Zero Dengue Death

WHO memaparkan, pencegahan dan pengendalian dengue sangat tergantung pada pengendalian vektor (vector control).  

"Ini kunci utama pencegahan penularan. Kalau sudah jatuh sakit, tidak ada obat yang spesifik untuk membunuh virus dengue (DENV)," terang Prof. Tjandra.

Deteksi awal dan akses pada pelayanan kesehatan yang baik, merupakan kunci utama untuk menurunkan angka kematian.

"Apalagi, kalau diberitakan bahwa Indonesia memiliki target bersama mencapai nol kematian akibat dengue pada tahun 2030 (zero dengue death by 2030). Pengendalian dengue memang harus bersifat menyeluruh," beber Prof. Tjandra.

Vaksin Dengue

Saat ini, terdapat dua jenis vaksin dengue yang sudah mendapat izin penggunaan dari Badan Pengendalian Obat dan Makanan (POM), dan telah beredar di masyarakat.

Baca juga : Hari Anak Nasional, Prof Tjandra Suarakan Penanganan Stunting di Tahun Politik

Dua vaksin tersebut adalah Dengvaxia dan vaksin Qdenga.

"Kalau kita lihat data WHO Maret 2023, maka jelas disebutkan, sejauh ini satu vaksin, yaitu Dengvaxia, sudah disetujui dan mendapat lisensi di berbagai negara," tutur Prof. Tjandra.

"Hanya saja, perlu diketahui bahwa efektivitas proteksi vaksin dengue, berlaku pada mereka yang sudah pernah memiliki riwayat sakit dengue," imbuh mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes.

Di Amerika Serikat (AS) juga, hanya satu vaksin dengue yang digunakan dan disetujui oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Center of Disease Control and Prevention (CDC), yaitu Dengvaxia.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.