Dark/Light Mode

Publik Diminta Jeli Sikapi Narasi Pilpres Satu Putaran

Sabtu, 30 Desember 2023 17:29 WIB
Ketua Umum NETFID Indonesia, Muhammad Afit Khomsani. Foto: Istimewa
Ketua Umum NETFID Indonesia, Muhammad Afit Khomsani. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum NETFID Indonesia, Muhammad Afit Khomsani mendesak pihak-pihak yang menyuarakan Pilpres 2024 cuma berlangsung satu putaran untuk segera dihentikan.

"Kami melihat bahwa narasi tersebut hanya mungkin menguntungkan satu kelompok tertentu," kata Afit dalam keterangannya, Jumat (29/12/2023).

Menurutnya, Pemilu merupakan pesta demokrasi, dari, oleh dan untuk rakyat. Aktor politik yang memainkan narasi ini tidak bijaksana.

Baca juga : Pulih Dari Cedera, Jordi Amat Siap Tempur Di Piala Asia 2023

"Kaitan dengan narasi tersebut kami melihat bahwa narasi itu sangat berbenturan dengan semangat dan juga proses demokrasi sendiri yaitu dari, oleh, dan untuk rakyat," tegas Afit.

Dia menambahkan, fenomena Pemilu hari ini dihadapkan pada pertarungan narasi antar-tim pemenangan pasangan calon. Namun, dia mengingatkan pentingnya menjaga etika dan menghormati aturan yang sudah ada.

"Kaitannya dengan narasi satu putaran, harusnya aktor-aktor politik kita itu bertindak lebih bijak dalam melemparkan isu isu yang kemudian cenderung memperkeruh suasana dalam Pemilu kita," ungkap Afit.

Baca juga : DPRD DKI Usul Format Pilkada Satu Putaran

Pesta demokrasi harus dijalankan dengan prinsip-prinsip yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber-jurdil). Peran rakyat, semangat demokrasi, tidak boleh dinafikan oleh kepentingan sekolompok orang.

"Proses dan juga berlingkaran demokrasi sendiri harusnya dikembalikan, diselenggarakan oleh rakyat. Bukan kemudian aktor politik yang menentukan proses tersebut," imbau Afit.

Menghadapi perang narasi, masyarakat jangan sampai merugi karena terseret arus.

Baca juga : Pengaruh Debat Disebut Tak Signifikan, Pilpres Memungkinkan Satu Putaran

"Tentu peran masyarakat sangat penting dalam menyikapi perang narasi ini. Kami juga mendorong masyarakat untuk secara komprehensif tidak menelan bulat-bulat, atau mentah-mentah perang narasi yang dilemparkan salah satu kelompok," sebut dia.

Masyarakat harus lebih cerdas mengelola narasi yang dilempar antara kelompok pendukung Capres-Cawapres.

"Kembali lagi bahwa, aktor politik, calon, timses, dan sebagainya tidak memperkeruh suasana dengan narasi yang kontradiktif dengan perkembangan demokrasi di indonesia," tandas Afit.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.