Dark/Light Mode

Aktivis Lingkungan Kemah Indonesia Sebut Mahfud MD Salah Data Soal Deforestasi

Rabu, 24 Januari 2024 13:33 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah Aktivis Lingkungan hidup yang tergabung dalam Komite Pemuda Menjaga Hutan Indonesia (Kemah Indonesia) menyatakan, cawapres nomor urut 3 Mahfud MD salah menggunakan data soal deforestasi.

Dalam debat Pilpres Keempat, Minggu (21/1/2024), Mahfud menyebut, telah terjadi deforestasi hingga 12,5 juta hektar.

Luas tersebut dikatakan melebihi luas Korea Selatan, dan setara dengan 23 kali Pulau Madura.

Data yang digunakan tidak sesuai. Data sebenarnya, yang ada di Kementerian LHK,” ujar Koordinator Kemah Indonesia, Heru Purwoko, Rabu (24/1/2024).

Dia pun menyayangkan, Mahfud tidak melakukan kroscek terlebih dahulu secara detail data dan Informasi yang diperolehnya dari Global Forest Watch tersebut.

“Ini dikhawatirkan akan menimbulkan polemik, disinformasi di masyarakat, bahkan di luar negeri sana. Karena deforestasi ini adalah isu internasional yang bisa bisa melemahkan negara,” ingatnya.

Seharusnya, kata Heru, sebagai Menko Polhukam, Mahfud menggunakan data yang bersumber dari KLHK, bukan dari pihak eksternal, seperti Global Forest Watch.

Baca juga : Menteri Siti: Bukan Beda Cara Baca, Tapi Data Deforestasi GFW Salah

“Sebagai Menko Polhukam kan Prof Mahfud sering rapat dengan KLHK maupun dengan kementerian yang lain,” tutur Heru.

Selain itu, menurut Heru, untuk menghitung deforestasi, perlu metode yang tepat. Bukan dijumlahkan dari tahun ke tahun.

Seperti yang disampaikan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Heru menyebut, deforestasi yang terbesar terjadi di tahun 2015 dengan angka 1,09 juta hektar karena El Nino besar dan kebakaran hutan yang terjadi saat itu.

Selanjutnya, angka deforestasi terus menurun, hingga pada tahun 2022, angkanya hanya 104 ribu hektar.

Angka ini berasal dari angka deforestasi bruto sebesar 119,4 ribu ha dikurangi reforestasi sebesar 15,4 ribu ha.

Luas deforestasi tertinggi terjadi di kelas hutan sekunder, yaitu 105,2 ribu ha. Sebanyak 71,3 persen atau 75,0 ribu ha berada di dalam kawasan hutan dan sisanya seluas 30,2 ribu ha atau 28,7 persen berada di luar kawasan hutan.

Sebagai pembanding, hasil pemantauan hutan Indonesia tahun 2020-2021 menunjukkan bahwa deforestasi Indonesia tahun 2020-2021 adalah sebesar 113,5 ribu ha.

Baca juga : Ini Tanggapan Mahfud, Soal Bantahan Menteri LHK Terkait Data Deforestasi

Angka ini berasal dari angka deforestasi bruto sebesar 139,1 ribu ha dikurangi reforestasi sebesar 25,6 ribu ha.

Dengan memperhatikan hasil pemantauan tahun 2020-2021 dapat dilihat bahwa ada penurunan sebesar 8,4 persen pada 2021-2022.

Heru pun menyatakan, Indonesia telah berhasil menurunkan angka deforestasi sampai titik terendah.

Dijelaskannya, Indonesia mulai menghitung tingkat deforestasi sejak tahun 1990.

Faktanya, deforestasi tertinggi terjadi pada periode tahun 1996 sampai 2000, sebesar 3,5 juta ha per tahun, periode 2002 sampai 2014 sebesar 0,75 juta ha per tahun, dan mencapai titik terendah laju deforestasi pada tahun 2022 sebesar 104 ribu ha

Menurut data World Resources Institute Global, deforestasi terendah dicapai di era Jokowi.

Bahkan, menurut data World Resources Institute Global, RI sebagai negara nomor satu tingkat penurunan deforestasinya di dunia sebesar 65 persen, yang dicapai di era pemerintahan Jokowi.

Baca juga : Survei Litbang Kompas: Mahfud MD Paling Memuaskan Di Debat Pilpres Keempat

“Hal ini menunjukan bahwa berbagai upaya yang dilakukan Kementerian LHK akhir-akhir ini menunjukkan hasil yang signifikan,” tegas Heru.

Upaya-upaya itu antara lain, penerapan Inpres Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut, Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.

Lalu, Pengendalian Kerusakan Gambut, Pengendalian Perubahan Iklim, Pembatasan perubahan Alokasi Kawasan Hutan untuk sektor non kehutanan (HPK), Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH/TORA).

Juga, Pengelolaan Hutan lestari, Perhutanan Sosial, serta Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Hal ini seiring dengan program Indonesia FOLU netsink 2030.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.