Dark/Light Mode

Nuning: Prospek Kaum Hawa Di Bidang Studi Intelijen Sangat Cerah

Kamis, 18 April 2024 18:41 WIB
Pemerhati Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. (Foto: Ist)
Pemerhati Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dunia intelijen, identik dengan pekerjaan pria. Namun, tidak untuk saat ini. Mengingat, masa depan kaum hawa khususnya yang mengambil studi intelijen memiliki prospek yang sangat cerah.

Hal ini terungkap saat Indonesia Strategic & Defence Studies menggelar ISDS Interaktif bertema "Ngeri Gak Sih? Perempuan & Studi Intelijen. Acara yang digela secara virtual ini diisi oleh Pemerhati intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, Dosen Pascasarjana Universitas Pertahanan Editha Praditya Duarte, serta Periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Diandra Mengko.

Nuning, sapaan akrab Susaningtyas menjelaskan, keilmuan intelijen sudah ada pada Perang Dunia I dan II. Bahkan sudah ada sejak zaman Romawi. Sedangkan di Indonesia, baru masuk sekitar tahun 1990.

"Memang, intelijen ini dianggap maskulin. Pada Perang Dunia I, Mata Hari terkenal dengan romance, kepandaian, dan itu membuat orang terpesona," terang Nuning, Kamis (18/4/2024).

Mengingat, intelijen merupakan ilmu tentang menentukan arah. Kata Nuning, siapapun bisa menjad intelijen, terlebih jika orang tersebut memiliki bakat.

Baca juga : Iran Sebut Hanya Bidik Situs Militer Israel Dalam Serangan Terbatas

"Orang yang tidak punya tingkat kepo yang tinggi, akan malas-malasan. Karena setiap analisa, selalu ada lanjutannya. Jika ingin mempelajari intelijen, jangan melihat 007 atau Mata Hari," ungkapnya.

Menariknya lagi, lembaga yang menaungi intelijen memiliki anggaran yang tidak terbatas. Berbeda dengan kementerian/lembaga lain yang memiliki anggaran terbatas. "Karena intel itu harus memberikan data kepada end user," kata Nuning.

Ia meyakini, proses studi intelijen ke depan sangat cerah. Hal itu sudah dirasakan sejak dirinya menjadi anggota Komisi I DPR yang memiliki mitra kerja Badan Intelijen Negara (BIN).

Nuning mengenang saat nenjadi sekretaris panja untuk membuat Undang-Undang Intelijen pada 2010-2011. Ia sadar bahwa jabatan yang melekat belum tentu memiliki studi intelijen dan bidang intelijen.

"Masuknya Daftar Invetarisasi Masalah (DIM), itu berasal dari orang yg tidak paham intelijen. Akhirnya kita olah, kita wawancara orang-orang yang tepat. Akhirnya jadi itu UU Intelijen," kenangnya.

Baca juga : Insiden Crocus City Hall Tewaskan 137 Orang, Putin Nyalakan Lilin Tanda Berduka

Namun, ketika menjadi perwira intelijen, seseorang harus bisa menahan emosinya. Bisa menahan apa yang perlu disampaikan dan tidak, meski sebenarnya tahu informasi yang paling penting.

Sebab, dirinya pernah mendengar ada intelijen dengan jabatan yang tidak terlalu tinggi justru bertindak sembrono. "Dia bilang intel biar kalau ke warung gratis," sesal Nuning.

"Jangan dagang diri bahwa dirinya adalah intelijen. Harus siapkan mental seorang intel. Jangan, maunya jadi intel, tapi ingin terkenal," pesan Nuning.

Sebab itu, ia meminta agar semua pihak mengembangkan studi intelijen agar semakin hebat, khususnya perempuan. "Semoga saja, lembaga pendidikan intelijen, termasuk UI tetap memiliki ruang membangun fakultas intelijen," harapnya.

Menurut Editha Praditya Duarte, perempuan dan intelijen bagai dua sisi mata uang. Namun, perlu diingat, bahwa segala sesuatu yang dilakukan intelijen untuk pertahanan negara. Lagipula, sebutan lain untuk Indonesia adalah Ibu Pertiwi.

Baca juga : Karier Anthony Martial Di Man United Tamat

Kata Editha, jika studi intelijen dapan menggerakkan empat kekuatan: domestik, digital, diaspora, dan akademisi. Dengan begitu, kita bisa membawa kepentingan Indonesia baik di dalam maupun luar negeri.

Sementara, Diandra Mengko merasa studi intelijen merupakan peluang baru, khususnya bagi kaum hawa. Terlebih, partisipasi perempuan masih sangat minim. "Kalau saya ketemu perempuan, ya itu-itu saja," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.