Dark/Light Mode

Gaungkan Tagar IndonesiaTerserah, Rakyat Sedih dan Jengkel

Sabtu, 16 Mei 2020 04:39 WIB
Tenaga medis membawa poster Indonesia Terserah. (Foto: Instagram dr Tirta)
Tenaga medis membawa poster Indonesia Terserah. (Foto: Instagram dr Tirta)

RM.id  Rakyat Merdeka - Corona belum ada tanda-tanda sirna. Sebaliknya sebagian warga tetap saja ngeyel. Di saat ada warga lain yang patuh dan disiplin memutus rantai virus mematikan itu, di lain pihak ada warga yang tetap nekat melanggar PSBB. Tetap berkerumun. Tak membuat jarak, baik sosial maupun fisik. Rakyat yang sedih dan jengkel dengan kondisi ini, kemudian hanya bisa curhat di medsos. Mereka menggaungkan tagar "Indonesia Terserah: Suka-suka kalian saja."

Tagar tersebut muncul di lini masa Twitter sejak kemarin pagi. Entah siapa yang memulainya. Tapi dengan cepat menjadi trending topic

Dari isinya diketahui, tagar #IndonesiaTerserah berisi cuitan yang menyoroti  keramaian di berbagai tempat seperti di Sarinah dan penumpukan penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta. 

Kerumunan di Terminal domestik ini memang jadi sorotan netizen. Bagaimana tidak. Dari foto yang beredar terlihat ratusan orang menyemut. Meski bermasker, tidak ada jarak fisik. Betul-betul kerumunan. 

Merespons kejadian itu, dr Tirta Mandiri Hudi sampai geleng-geleng kepala. Kecewa, kesal, juga sedih. Di akun Instagram miliknya, ia mengunggah foto seseorang  mungkin dokter dengan alat pelindung diri lengkap. Orang tersebut memamerkan secarik kertas yang tertulis "Indonesia? Terserah!!! Suka-suka kalian saja."

Baca juga : Promosi Hubungan Indonesia-Korea Utara di hadapan 400 Mahasiswa Binus

Dokter asal Solo ini mengaku tak habis pikir dengan kelakuan orang-orang yang masih nekat berkerumun. Padahal ada banyak orang berkorban untuk mengurangi penyebaran virua corona. Ada yang di-PHK, UMKM tumbang, shalat taraweh gak bisa di masjid, ratusan penyelenggara acara dan pernikahan merugi. Belum lagi para dokter, perawat dan tenaga medis yang berjuang menangani pasien Covid-19. "Wis karepe ae lah. Aku dek turuk sekNgantuk. (Sudah terserah lah. Aku tidur dulu. Ngantuk)," tulis dr. Tirta memberi keterangan foto tersebut. 

Foto orang dengan APD lengkap itu menyebar cepat di lini masa Twitter. Foto antara lain diunggah ulang oleh pemilik akun @DonAdam68 :Untuk Paduka Yang Mulia Joko Widodo dan pembantu2-nya, suka suka kalianlah.....!," tulisnya dalam caption tersebut.  Sampai tadi malam sudah mendapat 3 ribu tanda suka dan 1.553 komentar. 

Dari foto tersebut sebagian warganet kemudian menyisipkan tagar #IndonesiaTerserah. Dengan cepat tagar itu menyebar luas. Sejumlah selebtwit ikut menggaungkan tagar tersebut.

Banyak pengguna Twitter yang  mengaku sedih melihat kondisi tersebut. Tenaga kesehatan yang dari awal pandemi selalu berjuang keras, terlihat tidak dihargai pengorbanannya ketika melihat PSBB dilonggarkan hingga tak ada regulasi yang melindungi mereka. 

Akun @arcopodo75  mengusulkan dokter dan perawat mending di WFH. Dia mengaku sedih lihat mereka bertaruh nyawa merawat pasien covid, tapi kebijakan pandemi mencla mencle terus. "Seperti gak menghargai kerja keras dokter dan perawat," ujarnya.

Baca juga : Agama Negara, Negara Agama dan Negara Sekuler

Akun  @rani1968 khawatir para dokter menyerah setelah melihat berbagai kerumunan muncul. "Kalau  sampe tenaga medis menyerah, habis sudah kita," ujarnya. 

Apakah dokter sudah menyerah? Ketua PB IDI dr. Daeng M Faqih memastikan tidak menyerah. Namun, dia mengakui para dokter khawatir penularan bertambah banyak. Dia juga mengakui ada banyak dokter dan tenaga medis yang kecewa melihat kejadian beberapa hari terakhir. 

Untuk menjaga moral para tenaga medis yang berjuang di garis depan, Daeng berharap masyarakat tetap disiplin. "Pemerintah juga bergerak meyakinkan dengan pendisiplinan dan pengetatan social distancing dan PSBB," kata Daeng, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Pengamat kebijakan publik dari UI, Agus Pambagio menilai tagar #IndonesiaTerserah sangat relevan dengan keadaan saat ini. Banyak orang yang kecewa, jengkel juga sedih melihat situasi saat ini. 

Kebijakan PSBB seperti tidak ada bekasnya sama sekali. Pasar sudah ramai, kerumunan sudah mulai muncul di mana-mana. Termasuk yang jadi sorotan adalah soal kepadatan di bandara. Padahal banyak orang sudah melakukan karantina mandiri. Tidak keluar rumah, tidak pulang kampung meski ada keluarga yang meninggal. 

Baca juga : Lawan Covid-19, Sandiaga Dan Rhoma Ajak Rakyat Siap Hadapi New Normal

Di samping itu pemerintah tidak konsisten menerapkan PSBB dan memberikan sanksi yang melanggar.  Undang-undang Karantina tidak dipakai. Kebijakan PSBB yang dipakai pun tak efektif, karena banyak orang yang ngeyel. 

Aturan larangan mudik misalnya, banyak pengecualiannya. Menyebabkan orang akhirnya mudik semua. "Tinggal tunggu saja ledakan kasus di Jatim, Jateng dan Jabar," kata Agus saat dikontak, tadi malam. 

Melihat kondisi ini, wajar kalau publik capek. Akhirnya angkat tangan. Terserah sekarang. Suka-suka. Apalagi pemerintah sepertinya sudah mantap untuk memulai program pemulihan ekonomi. Meski kurva kasus Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan menurun. Keberadaan Gugus Tugas yang dikomandoi Letjen Doni Monardo tak terasa karena banyak kebijakan yang diintervensi. 

Melihat kondisi ini, lanjut dia, wajar kalau dokter, tenaga medis kecewa dan sedih. Karena sepertinya yang berjalan saat ini adalah herd imunity. Siapa yang kuat selamat. Yang lemah akan terinfeksi. "Jadi menghadapi itu orang sudah lelah. Terserah suka-suka saja semua," ujarnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.