Dark/Light Mode

Diungkap Ketua KPU Arief Budiman

Hindari Corona, Paku dan Tinta Bakal Diganti Saat Mencoblos

Jumat, 29 Mei 2020 02:32 WIB
Arief Budiman (Foto: Istimewa)
Arief Budiman (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - KPU berencana mengganti paku dengan alat semacam tusuk gigi untuk mencoblos kertas suara. Tujuannya, menghindari penularan Covid-19 saat pilkada digelar Desember 2020.

Ketua KPU pusat Arief Budiman mengatakan, semenjak pandemi Covid-19, instansinya berkomitmen ingin melindungi kesehatan penyelenggara dan pemilih. Komitmen ini penting untuk menciptakan pilkada baik dan sehat. Salah satu komitmen itu yakni lahirnya formula mengganti semua alat-alat menjadi single use. Salah satunya alat mencoblos surat suara, yakni paku. “Prinsipnya yang bisa dirancang untuk single use,” ujar Arif dalam diskusi daring yang digelar Rumahpemilu, kemarin. 

Di masa pandemi, jelasnya, paku untuk mencoblos surat suara berpotensi jadi alat penularan Covid-19 karena dipakai banyak pemilih. Karena itu, KPU berencana menggantinya dengan alat semacam tusuk gigi. “Kita akan ajukan tambahan yakni alat coblos sekali pakai. Kami ingin menghindari paku karena digunakan berkali-kali untuk mencoblos. (Nanti alat pengganti paku itu) seperti tusuk gigi tapi tidak tusuk gigi,” ujarnya. 

Baca juga : Ingatkan Bahaya Corona, Pria Berdandan Ala Malaikat Maut

Selain tusuk gigi, KPU juga berencana mengganti tinta celup. Tujuannya untuk menghindari penularan Covid-19 saat pilkada digelar. “Tinta celup nantinya, akan diubah menjadi model tetes atau spray. Karena selama ini kan pakai botol lantas jari semua pemilih dicelupkan dalam satu botol itu,” jelasnya. 

Terkait anggaran, Arief mengatakan, anggaran pengadaan Alat Perlidungan Diri (APD) untuk penyelenggara, termasuk alat pengganti paku dan botol tinta akan diajukan ke DPR melalui pembahasan. ”Penambahan anggaran untuk kebutuhan logistik pilkada ini harus dianggarkan melalui APBN karena berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan KPU provinsi, penambahan anggaran dari pemerintah daerah sudah tidak mungkin,” tandasnya. 

Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, prasyarat disampaikan KPU, mulai dari tusuk gigi hingga tinta spray sebetulnya belum tentu menghindarkan potensi penularan Covid-19 di TPS. Karena itu, pilkada lebih baik digelar September 2021. “Kalau dari sisi mutu, yang paling nyaman itu (pilkada digelar) September 2021. Prasyaratprasayarat itu tidak dipotret secara menyeluruh,” ujarnya. 

Baca juga : Pahlawan Datang, Bajingan Muncul

Sebelumnya, Komisi II DPR, Kemendagri, KPU dan Bawaslu sepakat Pilkada 2020 akan dihelat 9 Desember 2020. Kesepakatan terjalin dalam rapat secara virtual, Rabu (27/5). Pada Januari lalu, KPU menyebut anggaran Pilkada 2020 mencapai Rp 9,9 triliun. Anggaran itu telah disepakati KPU bersama 270 kepala daerah melalui naskah perjanjian hibah daerah (NPHD). 

Pemda Kudu Bantu 
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meminta pemda membantu KPU untuk mempersiapkan penyelenggaraan Pilkada 9 Desember 2020. Pasalnya, akan menjadi tantangan tersendiri karena akan digelar saat pandemi virus corona. “Kami minta pemda membantu KPU dan Bawaslu daerah dalam mempersiapkan dan mensosialisasikan Pilkada 9 Desember 2020 dengan protokol Covid19,” kata Plt Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar, di Jakarta, kemarin. 

Bahtiar berpendapat, pilkada akan berjalan dengan baik jika ada dukungan dan sinergi baik. Lalu, sosialisasi tentang protokol kesehatan juga jadi kunci kesuksesan pelaksanaan hajatan pesta demokrasi di masa sulit ini. Pesta demokrasi dengan protokol kesehatan, juga bagian dari salah bentuk kehidupan normal baru termasuk di bidang politik dalam negeri. “Semua pihak harus saling bersinergi, pemda harus mendukung sepenuhnya penyelenggara pemilu,” ujarnya. 

Baca juga : Saham dan Likuiditas Bank Pelat Merah Bisa Anjlok

Bahtiar menuturkan, seperti arahan Presiden Jokowi bahwa protokol kesehatan dalam segala sektor kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak bisa tawarmenawar lagi di era normal baru, hal itu tentu termasuk pada penyelenggaraan pilkada. Tindakan itu, lanjut Bahtiar, semata-mata untuk mencegah penyebaran virus, yaitu menerapkan protokol kesehatan dengan wajib memakai masker, rajin cuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer dan jaga jarak. [SSL/EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.