Dark/Light Mode

Tiap Hari 50 Orang Urus Surat Pindah

Warga Berduyun-duyun Hijrah Ke Calon Ibu Kota Negara Yang Baru

Rabu, 3 Juni 2020 06:33 WIB
Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 28 Agustus 2019. Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia. (Foto: Antara)
Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 28 Agustus 2019. Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Tidak semua netizen senang dengan banyaknya warga yang pindah ke calon ibu kota baru. Sandal Baper mengaku putra asli Penajam Paser Utara. Dia khawatir, membludaknya warga yang berdatangan ke calon ibu kota akan mengganggu habitat satwa liar di Kalimantan.

“Ibu kota pindah ke kampung halamanku Penajam Paser Utara, Kaltim. Maaf saya sama sekali tidak bahagia walau kampungku bakal jadi ibu kota. Saya tidak memikirkan kemakmuran warga di sini, cuma aku gak tega kalau harus lihat hewan-hewan itu terusir dari rumahnya,” tukas @sandalbaper.

Baca juga : Sudah Dikaji Sejak 2017, Pemindahan Ibu Kota Negara Bukan Ujug-ujug

Sementara , Yoesrel justru menyoal daerah calon ibu kota baru yang rawan banjir. Dia juga mengingatkan rendahnya kualitas amdal di daerah calon ibukota baru tersebut. “Wah wilayah sekitar calon lokasi Ibu Kota Baru nih, belum jadi aja sudah banjir, gimana nanti ya kalau benar-benar jadi ibukota? Lama-lama pasti area sekitar kalau musim hujan akan kebanjiran,” kata dia.

“Salah satu alasan ibu kota pindah adalah banjir. Calon ibu kota baru belum padat tapi sudah banjir. Kalau Penajam Paser Utara sudah jadi ibu kota, berapa besarkah banjir akan melandanya?" tanya Kakek Parewa.

Baca juga : Kajian Lingkungan Hidup Strategis Calon Ibu Kota Baru Kelar November Besok

Elisa menambahkan, daerah calon ibu kota sudah beberapa kali banjir. Dalam tahun 2020 saja, sudah banjir 3 kali. “Semoga cepat surut. Dan karena Penajam Paser Utara PPU sering banjir sekaligus calon ibukota, seharusnya KemenPU bakal ada proyek penanganan di sana,” saran dia.

Soal angka urbanisasi, Suyanto melanjutkan, jumlah penduduk pendatang setelah Lebaran ini diperkirakan mencapai 500 orang. Angka tersebut naik atau lebih banyak, ketimbang awal Januari 2020 yang hanya sekitar 300 orang.

Baca juga : KPK Ikut Pindah dan Pelototi Anggaran Pemindahan Ibu Kota Negara

Dengan kenaikan tersebut, jumlah penduduk yang awalnya hanya 173.671 jiwa bertambah 26.329 menjadi 200 ribu jiwa. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.