Dark/Light Mode

Ramai di Medsos

PKI Perjuangan Emang Ada Atau Cuma Hantu

Senin, 29 Juni 2020 07:38 WIB
Ilustrasi massa PKI. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi massa PKI. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kalau pada masa Orba masih ditemukan bendera palu arit dan semacamnya, Asvi menilai itu cuma tanda bahaya PKI Padahal aktivitas tersebut rutin dilakukan pihak keamanan setiap tahunnya.

“Jika sekarang muncul apa motivasi dan apa tujuannya? PKI itu sudah punah dan ideologinya pun sudah bangkrut. Uni Soviet sudah bubar dan yang bertahan itu mungkin hanya sedikit negara, seperti Tiongkok, Vietnam, dan Kuba,” pungkasnya.

Dia juga tidak melihat ideologi PKI dianut oleh partai yang ada sekarang ini. Sejak masa Orba hingga sekarang semua partai berideologi Pancasila, meskipun beberapa tahun belakangan ada yang ingin mencoba memasukkan ideologi islam. “Tapi tidak ada peluang di indonesia untuk hidupi ideologi itu. Misalnya saja ada anak dari anggota PKI ya belum tentu dia PKI,” tukasnya.

Dia menilai banyak rakyat Indonesia disesatkan dengan pemahaman itu. Menurutnya, hal ini yang perlu diluruskan meng ingat tidak ada yang namanya dosa turunan. “Sepanjang Orba itu kan ada litsus. Jadi menurut saya tidak ada sedikit pun celah untuk menghidupkan PKI yang sudah mati pada 1966 lalu,” ingatnya.

Baca juga : Triwulan I, Perdagangan Berjangka Komoditas Tumbuh 40 Persen

Secara tegas dia menyatakan kemunculan PKI itu hantu lantaran munculnya cuma di tahun-tahun politik. “Ada pihak yang justru sengaja meniupkan isu ini di medsos untuk kepentingan politiknya. Antara lain demi kepentingan Pemilu,” tegasnya.

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengatakan, hasil survei yang pernah dilakukan SMRC umumnya masyarakat tidak percaya PKI bangkit. Karena masyarakat tidak merasakan adanya kebangkitan PKI.

Menurutnya, isu ini dimainkan kelompok tertentu untuk menyerang kelompok lain. Dan yang sekarang terjadi untuk menyerang pemerintah Jokowi.

"Menurut saya, ini isu yang dimobilisasi. Masyarakat sendiri kalau bangkit pasti kerasa dan mereka lihat. Sementara isu yang dimobilisasi itu hanya berputar putar di media massa, medsos atau di kalangan elit,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Pilkada Kota Palu, Perindo Dukung Sang Petahana

Misalnya, survei SMRC pada Maret 2019, mayoritas responden percaya isu ini digunakan untuk menyerang Jokowi. Bahkan 73 persen responden tidak percaya Jokowi terafiliasi dengan PKI.“Angka tersebut tidak jauh dari survei ke survei yang pernah dilakukan SMTC,” ungkap Saidiman.

Biasanya isu ini muncul menjelang Pemilu. Tapi, dikatakan Saidiman, elit tertentu gagal memainkannya karena dari survei yang pernah dilakukan SMRC, sedikit masyarakat yang percaya isu ini muncul. “Dulu pendukung Prabowo-Hatta hanya 19 persen yang setuju PKI muncul. 10 persen dari pendukung Jokowi-JK. Sisanya dari kedua pendukung tidak setuju dikatakan PKI muncul,” ucapnya.

Kendati demikian, dia menilai hampir semua partai di Indonesia saat ini spektrumnya agak ke kiri. Maksudnya, semua partai di Indonesia tidak ada yang berani mengatakan anti kapitalisme. Rata-rata sepektrum partai di Indonesia itu tengah cenderung kiri. Terlebih, di akui Saidiman, partai-partai Islam sekalipun.

“Semuanya bicara soal subsidi besar, pro rakyat dan tidak terlalu perca ya pada perdagangan bebas. Nah kalau kita mau bicara soal ideologi, menurut saya semua partai masuk ke sana,” jelasnya.

Baca juga : Menteri BKS Pengen Moda Transportasi Umum Survive

Dia memaparkan PKi itu partai libetarian yang selalu bertarung dengan partai demokratis. Di Amerika Serikat sendiri ada dua partai yang meng gambarkan ideologi tersebut, yaitu Partai Republik dan Demokrat. “Jadi kalau kita tarik spektrum dari partai libetarian dan demokratis, ya Partai Demokrat itu lebih ke kiri. Sementara Partai Republik agak kanan,” ulasnya.

Dia bilang, di Indonesia spektrum ke kanan tercermin pada Partai De mo krat lantaran paling moderat. Sedangkan partai lain seperti Gerindra spektrumnya terlihat sangat ke kiri. Komunisme dalam pengertian partai saat ini, menurutnya, cuma hantu alias tidak muncul. Tapi kalau semangatnya tentu ada.

“Jadi kita tidak bisa mengatakan bahwa partai tertentu menghidupkan PKI sedangkan sisanya nggak. Menurut saya semua partai menghidupkan semangat PKI. Tidak ada yang benar-benar melawan ideologi yang pernah dibawa PKI secara sempurna,” ujarnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.