Dark/Light Mode

Parpol Berbasis Islam Porak Poranda

Din Sangat Prihatin, Netizen Kecewa Berat

Kamis, 21 Februari 2019 07:38 WIB
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin. (Foto : Istimewa).
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Eksistensi partai berbasis Islam dipertanyakan banyak pihak. Pasca reformasi, kenapa parpol berbasis Islam tidak bisa bersatu untuk mengawal kepentingan dan aspirasi umat Islam.

Pertanyaan itu diungkapkan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin. Menurutnya, saat ini partai berbasis Islam tidak bisa bersatu, karena memiliki kepentingan politik yang berbeda-beda.

“Partai yang berbasis massa Islam susah bersatu. Porak-poranda dalam arti jalan masing- masing,” jelasnya. Melihat permasalahan dan dinamika bangsa yang begitu rumit, Din mengharapkan partai Islam yang ada saat ini membentuk koalisi sendiri.

Dia yakin, jika koalisi partai Islam bersatu padu akan membuat kekuatan besar dan disegani partai lain. “Ya seharusnya mereka kan berkoalisi secara strategis,” sarannya.

Baca juga : Prabowo Nggak Berani Melucu

Koalisi ini, lanjut Din, diarahkan untuk membangun wawasan Islam tentang pembangunan ekonomi, wawasan Islam tentang pembangunan kebudayaan Indonesia.

“Partai islam yang ada tidak membicarakan kebutuhan strategis itu,” tegasnya. Begitupun dengan kepentingan yang lebih besar seperti pencalonan presiden dan wakil presiden. Kata Din, masing-masing partai Islam sudah punya calonnya.

Berikutnya, Din mengimbau partai-partai Islam tidak terlalu mengejar kepentingan duniawi dan pragmatisme sesaat. Tak hanya Din, warganet juga mengakui partai Islam memang porak poranda karena mental para pemimpinnya yang korup dan mementingkan kepentingan golongannya saja, bukan kepentingan umat.

Mario menegaskan, agama hanya dijadikan alat untuk memuluskan kepentingannya saja. “Akibat agama dijadikan kendaraan politik,” tudingnya. Ivlus menambahkan, tak hanya sebagai kendaraan politik, agama bagi para politisi hanya sebagai dagangan untuk meraih pundi-pundi kekayaan. “Agama cuma jadi dagangan untuk meraih kekuasaan.”

Baca juga : 4 Mantan Bupati Lawan 5 Juara Bertahan

Pandangan yang sama dikatakan HijauBuah. Dia bilang, para elite partai Islam sudah terjangkit virus pragmatisme. Semua diukur dari materialistis. Islam cuma jadi topeng saja.

“Sedih juga partai Islam terpecah karena kepentingan masing-masing partai yang ingin berkuasa,” tuding Hanif Amaly. Sementara, Kecut Tari tak merisaukan partai Islam yang ada saat ini porak poranda. Justru, ia berdoa, partai Islam hancur lebur.

“Biarkan porak poranda. Yang penting aman tenteram damai sejahtera. Biarkan parpol hancur dan bubar, yang penting aman tenteram damai sejahtera. Nanti akan muncul parpolparpol baru yang lebih menyejukan bangsa ini,” anjurnya.

Begitupun dengan komentar bambangps yang menilai, partai Islam rusak karena tidak patuh terhadap aturan pemerintah dan partainya sendiri. “Tidak mentaati AD /ART tapi malah patuh sama kemauan pimpinan ormas yang nggak jelas, gimana nggak porak poranda,” singgung dia.

Baca juga : Prabowo Kere Apa Pelit?

Parpol Berbasis Islam Porak Poranda Din Sangat Prihatin, Netizen Kecewa Berat Lanjut, Bishan beranggapan, parpol porak poranda karena Islam yang dipakai di dalam parpol itu sudah ditunggangi. Misalnya, ada tokoh sangat ideal dalam beragama ketika anda masuk dalam politik, anda sudah tidak bisa ideal lagi, seperti sebelumnya. Ada banyak hal dan kepentingan (bisa baik bisa buruk) yang saling mempengaruhi jadi dalam politik diperlukan kedinamisan.

Waras juga ikut memberikan komentar atas situasi politik di partai Islam yang menyedihkan. Dia menyebut alasan utamanya karena di negara ini sudah tidak ada panutan lagi. Ulama yang bener dan ngerti pasif alias tidak ada peran besar, tapi yang abal-abal dan jadijadian dikasih panggung, ngumbar kebencian, ambisi dll. “Ya sudah, mari kita nikmati kehancuran ini bersama-sama.” [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.