Dark/Light Mode

Investasinya Tertinggi, Coronanya Tertinggi

Anies Plus-Minus

Senin, 10 Agustus 2020 05:55 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

RM.id  Rakyat Merdeka - Memimpin di tengah pandemi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan punya plus-minus. Salah satu plusnya, berhasil membukukan realisasi investasi tertinggi se-Indonesia. Sedangkan minusnya, penambahan kasus corona di DKI masih tinggi.

Anies juga banyak “diserang” soal pemberlakuan kembali sistem ganjil genap nomor kendaraan. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), DKI Jakarta mampu menyedot Rp 30,1 triliun investasi.

Gelontoran dana sebanyak itu masuk dalam periode April-Juni. Sumbernya, sebanyak 0,8 miliar dolar AS atau Rp 12,2 triliun dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan sebesar Rp 17,9 triliun berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Angka tersebut menjadikan Jakarta sebagai juara 1 realisasi investasi.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta Benni Aguscandra mengatakan, tingginya realisasi investasi itu merupakan barometer bahwa investor nyaman dan menyambut baik kebijakan dan terobosan Anies selama pandemi.

Baca juga : Lain Anies, Lain Ahok

“Pencapaian ini merupakan bukti,” kata Benni, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga gencar melakukan promosi proyek-proyek potensial kepada para investor. Semua promosi itu tentu dilakukan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dengan mengikuti protokol pencegahan Covid-19 yang ketat.

Inovasi layanan perizinan dan nonperizinan yang memudahkan pelaku usaha juga diyakini juga ikut berkonstribusi pada tingginya realisasi investasi tersebut.

Total, sudah Rp 50,2 triliun realisasi investasi PMA dan PMDN DKI Jakarta selama Semester I tahun ini. Investasi sebanyak itu menyumbang 12,5 persen dari total realisasi investasi PMA dan PMDN secara nasional, yakni sebesar Rp 402,6 triliun.

“Ini menunjukkan bahwa masih adanya geliat investasi di Ibu Kota meskipun di tengah pandemi Covid19,” sambung Benni.

Baca juga : Anies Kalem

Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, realisasi investasi PMA di Jakarta sebenarnya turun hingga 10,29 persen. Biang keroknya tentu pandemi Covid-19.

Namun, menariknya realisasi investasi PMDN justru mengalami kenaikan hingga 10,49 persen. Selain menoreh prestasi, DKI Jakarta juga masih dibelit banyak masalah. Pertama, terkait kasus corona yang masih tinggi.

Kemarin, Jakarta membukukan rekor tertinggi penambahan kasus positif Covid-19 harian. Yakni, mencapai 440 kasus baru. Secara akumulatif, kasus corona di Jakarta juga tercatat masih yang tertinggi se-Indonesia. Yakni mencapai 25.727 kasus.

Saingannya, Jatim sebanyak 25.330 kasus. Di tengah masih tingginya penambahan kasus Covid-19, Anies malah membuat kebijakan kontroversial. Yakni menghidupkan kembali aturan ganjil genap.

Sontak, banyak pihak yang mengkritiknya. Tidak hanya dari kubu lawan politik, tapi juga pendukungnya.

Baca juga : Meski Tinggi, Kasus Corona di Kazakhstan Terkendali

Sejumlah kelompok masyarakat juga melawan kebijakan tersebut dengan beberapa petisi online. Salah satunya, petisi yang dibikin Freddy Sinurat di laman Change.org.

Hingga pukul 9 malam tadi, petisi berjudul “Tolak Pemberlakuan Ganjil Genap Prematur” itu sudah diteken 8.578 orang dari 10 ribu tanda tangan yang ditargetkan. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.