Dark/Light Mode

Kena Corona, Ditinggal Gibran Nyalon Pilkada

Markobar Klepek-klepek

Selasa, 3 November 2020 06:09 WIB
Gerai Markobar Cikini (Foto: Istimewa)
Gerai Markobar Cikini (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan Gibran Rakabuming Raka maju di Pilkada Solo memakan “tumbal”. Bisnis Martabak Kotta Barat (Markobar), yang dia rintis dari nol, kini klepek-klepek. Pembelinya sepi. Beberapa gerai terpaksa ditutup. Gaji karyawan pun dikurangi.

Sebelum putra sulung Presiden Jokowi itu maju Pilkada, Markobar punya 37 gerai. Kini, tinggal 33. Khusus di Jakarta, dulu ada 8 gerai. Kini, tinggal 5. Di Jakarta, gerai yang tutup: Markobar Tebet dan Markobar Bintaro. Kemudian, Markobar Pondok Indonesia pindah ke RGI Kebon Jeruk, lantaran pendapatan menurun. Gerai yang masih buka: Markobar Cikini, Markobar Sunter, Markobar X RGI Kebon Jeruk. 

Kemarin siang, Rakyat Merdeka mengunjungi gerai Markobar Cikini. Gerai ini merupakan cabang Markobar pertama di Jakarta. Tampilannya tidak seperti kedai martabak pada umumnya, meski letaknya di bagian kaki lima. Gerainya lebih cocok disebut outlet kaki lima mewahan. 

Baca juga : Pilkada Makassar Panas

Gerai dibangun menggunakan bekas kontainer. Diresmikan 2015. Di sebelahnya, berdiri gerai Goola, yang juga punya Gibran. Di sampingnya lagi juga ada gerai Sang Pisang, punya Kaesang Pangarep, adik Gibran. Tapi, saat itu, Sang Pisang sedang tutup. 

Di setiap gerai Markobar, ada satu orang yang disebut kapten. Dia yang bertanggung jawab atas gerai tersebut. Kapten-kapten ini bertanggung jawab pada Kapten Kota, yang memegang tanggung jawab atas seluruh gerai di satu kota. 

Saat Rakyat Merdeka berkunjung, tidak lagi terlihat pembeli seperti pertama kali gerai ini buka. Selama 3 jam Rakyat Merdeka di lokasi, hanya ada tiga pembeli saja yang datang. Dua di antaranya ojek online. Tentengannya pun tidak banyak. Total pembelian dari dua ojek online cuma tiga bungkus.

Baca juga : GMB Nasional Sesalkan Masih Ada Penebar Kebencian

Kapten Outlet Markobar Cikini, Irfan Setyawan mengaku, sepinya pembeli ini bukan semata-mata karena Gibran maju Pilkada. Sepi pembeli terjadi sejak ada pandemi Corona. Pembeli yang menggunakan ojek online juga berkurang. 

"Sebelum pandemi si lumayan, bisa mencapai Rp 4 juta. Tapi, saat pandemi, agak berkurang. Costumer offline maupun online berkurang," ucapnya.

Saat ini, Markobar Cikini hanya mengandalkan martabak dengan 8 topping. Martabak ini dihargai Rp 80 ribu untuk reguler, dan Rp 110 ribu untuk premium. Martabak 4 topping juga masih jadi andalan. Untungnya ada menu baru, yakni martabak telor yang perlahan-lahan mulai digandrungi pembeli. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.