Dark/Light Mode

Eropa Ketar-ketir Gelombang Kedua Covid-19

Hey, Yang Nggak Pake Masker, Virus Corona Belum Punah Lho

Rabu, 4 November 2020 05:57 WIB
ilustrasi pakai masker
ilustrasi pakai masker

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 gelombang kedua di Eropa memicu kekhawatiran netizen. Jangan-jangan, meningkatnya kembali orang yang terpapar Virus Corona di benua biru, juga bakal terjadi di Indonesia.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan gelombang kedua penyebaran Corona di Eropa tidak ada hubungannya dengan di Indonesia.

Kata dia, kasus di Eropa akan ada hubungannya kalau orang yang sakit dari Eropa datang ke Indonesia dan menulari orang di dalam negeri.

“Virusnya tidak bisa terbang, yang terbang adalah orangnya (menulari dari satu tempat ke tempat lain),” katanya.

Menurut Wiku, gelombang kedua pandemi Corona di Eropa sebagai ritme. Di Eropa, naik turunnya ritme pandemi jelas terlihat. Namun di Indonesia, kondisinya lain. Indonesia terdiri dari banyak pulau dengan wilayah yang luas.

Baca juga : BLT Pekerja DiramalKerek Daya Beli 40 Persen

“Sehingga kondisi di dua negara itu berbeda,” ujarnya.

Cara terbaik agar gelombang kedua di Eropa tidak menulari Indonesia, saran Wiku, adalah mencegah orang-orang yang sakit Covid-19 di Eropa masuk Indonesia.

Yang harus dicegah adalah mobilitas penduduk dari tempat berkasus tinggi ke tempat yang kurang berkasus. Terkait kondisi di Indonesia, Wiku mengaku belum bisa menyimpulkan apakah Indonesia sudah selesai dengan gelombang pertama atau masih menanjak menuju puncak.

“Yang saya lihat, kasus di Indonesia terkendali,” klaim dia.

Agar gelombang kedua pandemi Corona tidak menyebar, termasuk di Indonesia, netizen meminta pemerintah membatasi penerbangan ke Eropa dan dari Eropa ke Indonesia.

Baca juga : Ingat Ya, Pake Masker Harus Benar, Jangan Asal-asalan...

“Lakukan pembatasan visa dari Eropa dan pengetatan imigrasi. Dan WNI dari Eropa harus karantina 14 hari,” saran Lembangenam.

“Berarti batasi dan tutup perjalanan warga Eropa ke Indonesia,” usul Teguh Widada.

Jo Gardha meminta peningkatan gelombang Virus Corona kedua menjadi perhatian masyarakat Indonesia, bahwa Corona belum selesai. Dia meminta pemberlakuan protokol kesehatan harus dilakukan secara ketat.

Menurut Prof Zubaeri Djoerban, belum ada laporan mengenai mutasi Corona di Indonesia. Tapi, di Jerman, Prancis dan beberapa negara Eropa, jumlah kasus Covid-19 memang naik luar biasa.

”Sehingga tempat tidur di rumah sakitnya itu tidak cukup,” tutur dia. “Rumah Sakit Uni Eropa kewalahan terima pasien virus Corona,” tambah Syaiful Harahap.

Baca juga : Ketua Satgas Covid-19: Hati-hati, Jangan Sampai Ada Lonjakan Corona

Semiaji mengingatkan Presiden Jokowi munculnya gelombang kedua penularan Covid19 seperti di sejumlah negara di Eropa. “Jadi semua pihak tetap waspada,” pintanya

Teliaz223 menimpali. Dia khawatir melihat kedisiplinan warga Indonesia, justru akan terjadi gelombang ke-2 juga di sini. Kata dia, aksi demonstrasi setiap minggu mempunyai risiko tambahan paparan Virus Corona.

“Dan long weekend kemarin akan jadi barometernya dalam dua minggu ke depan,” kata dia.

Namun, Rudi berdoa Indonesia tidak mengalami gelombang dua. Dia bingung juga lihat kondisi sekarang. Tempat wisata dan jalanan mulai ramai, yang makai masker mulai berkurang.

“Kadang gua juga suka berpikir apa Corona ini udah mulai melemah di Indonesia,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.