Dark/Light Mode

Bantah Korupsi Tas Bansos

Gibran Berani Melawan Badai

Selasa, 22 Desember 2020 07:59 WIB
Gibran Rakabuming Raka melambaikan tangan dari jendela mobilnya usai menghadiri menyalurkan bantuan asupan gizi kepada warga RT 01/RW 02, Kelurahan Banyuagung, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, kemarin. (Foto: Istimewa)
Gibran Rakabuming Raka melambaikan tangan dari jendela mobilnya usai menghadiri menyalurkan bantuan asupan gizi kepada warga RT 01/RW 02, Kelurahan Banyuagung, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, kemarin. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Gibran juga tak mau ambil pusing dengan hebohnya tagar #tangkapanakpaklurah yang trending topic di Twitter. Mengutip keterangan staf Kemensos yang dirahasiakan Tempo, nama Gibran disamarkan dengan panggilan "anak pak lurah".

"Ya tangkap aja, kalau salah. Tangkap aja, kalau ada buktinya," ucapnya, santai. 

Head of Corporate Communication Sritex, Joy Citradewi juga membantah kabar ada rekomendasi Gibran dalam pengadaan goodie bag bansos. Menurut Joy, Sritex mendapatkan pemesanan tas goodie bag dari Kemensos pada April lalu.

Baca juga : Korupsi Yang Tak Pernah Selesai

"Permintaan tersebut diterima pihak marketing kami, langsung dari Kemensos, dan telah diproses sesuai dengan prosedur kami yang berlaku," ujar Joy.

Sritex menyatakan, pihaknya menghormati proses hukum yang berlaku dan berharap isu ini dapat segera dituntaskan dengan baik. 

Aktivis 80 yang juga pendiri Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Roy Maningkas meyakini, Gibran tidak mungkin berbisnis tas bansos. “Keluarga Presiden Jokowi tak mau bisnis karena memanfaatkan jabatan. Saya yakin itu," ujarnya. 

Baca juga : Banteng Tiarap

Buktinya, Gibran mau jualan martabak dan katering. Bukan bisnis-bisnis besar. "Saya justru malu, kok anak Presiden mau bisnis martabak dan katering. Kalau Gibran mau bisnis, ya bisnis jual beli minyak yang nilainya triliunan rupiah. Tapi kan memang dia nggak mau," tutur Roy. 

Bagaimana tanggapan KPK? Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri menjawab diplomatis. Dia menyebut, sebagai informasi yang ada, akan ditampung. "Kami memastikan setiap informasi akan digali dan dikonfirmasi pada saksi-saksi yang diperiksa," ujar Ali, kemarin. 

Soal materi penyidikan, Ali menyebut, tidak bisa disampaikan ke publik sekarang. Materi itu baru akan dibuka dalam persidangan "Semua akan terbuka pada waktunya nanti ketika proses persidangan yang terbuka untuk umum," imbuhnya. 

Baca juga : Untuk Sikat Korupsi `Kecil`, Mahfud: Satgas Saber Pungli Masih Diperlukan

Saat ini, proses penyelesaian berkas perkara korupsi bansos yang menjerat Juliari dan empat tersangka lainnya, masih terus berlangsung. Penyidik masih akan melengkapi bukti, data, dan informasi dengan memanggil dan memeriksa sejumlah saksi.

Ali menegaskan, dalam mengusut suatu perkara, KPK tidak melihat latar belakang politik. 

"Di dalam beberapa perkara ini kita tidak melihat latar belakang politik. Bahwa dia Wabendum (Wakil Bendahara Umum) parpol, iya faktanya. Apakah kemudian ada aliran dana ke parpol tertentu yang dia misalnya ada di situ misalnya? Ini kan nanti digali lebih lanjut dalam pemeriksaan saksi-saksi," tandas Ali. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.