Dark/Light Mode

Kasus Aktif Corona Menurun, Kematian Dokter Menurun, Ekonomi Kelihatan Siuman

Ada Yang Ikut Tepuk Tangan, Ada Yang Masih Tepok Jidat

Selasa, 16 Maret 2021 06:10 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A/foc)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A/foc)

 Sebelumnya 
“Pokoknya saya setuju, bahwa performa ekspor impor Februari 2021 ini menggembirakan. Plus, kinerja menciptakan surplus 2,00 miliar dolar AS,” tegas Suhariyanto.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani berharap pagebluk ini dijadikan momentum akselerasi. Apalagi, saat ini perekonomian berangsur pulih hingga hampir mencapai 0 persen. “Kita berharap akselerasi terjadi, dan kita akan gunakan shock ini dengan menggunakan momentum reform,” bebernya.

Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah mengakui, sejumlah indikator di atas menunjukkan tren perbaikan. Seperti PMI dan penjualan ritel, termasuk penjualan kendaraan bermotor. Hanya saja, Piter menganggap itu semua baru arahnya saja yang membaik, levelnya masih negatif, yang berarti jauh di bawah normal.

Baca juga : Erick Thohir Dorong MES Optimalkan Ekonomi Keumatan, Kerakyatan, dan Kebangsaan

“Data ini menyiratkan program pemulihan ekonomi masih on the track. Kunci pemulihan ekonomi memang ada pada pandemi. Ekonomi akan segera bangkit ketika pandemi berakhir, dengan syarat masyarakat dan pelaku ekonomi masih bisa bertahan selama pandemi berlangsung,” ulasnya.

Namun, di tengah kabar baik itu, masih ada kabar yang banyak bikin orang kecewa hingga tepok jidat. Salah satunya terkait program vaksinasi yang sudah berjalan 1 bulan lebih ini. Banyak warga yang kecewa, hingga saat ini belum dapat jatah vaksin meskipun masuk dalam kategori prioritas. Tapi, ternyata masih banyak juga warga yang masih nolak vaksin.

Kekesalan makin bertambah, ketika mengetahui justru koruptor yang lagi ditahan KPK malah lebih dulu mendapat vaksin ketimbang rakyat miskin. Begitu juga dengan anggota DPR dan keluarganya yang juga sudah divaksin duluan.

Baca juga : Alhamdulilah, Kita Senang Dengarnya

Satu lagi yang bikin was-was, yakni soal kabar kalau vaksin Corona buatan Sinovac Biotech akan kadaluwarsa pada 25 Maret 2021. Sebelumnya, dalam kemasan Sinovac tercatat vaksin Covid-19 ini akan kadaluwarsa tahun 2023, namun dipercepat menjadi 25 Maret 2021 atau hanya berlaku selama enam bulan.

Info ini bahkan diamini Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu yang mendapat konfirmasi dari BPOM dan Bio Farma.

Sejumlah warga dunia maya turut menyampaikan kekecewaannya karena belum dapat jatah vaksin. “Kita Buzzer NKRI gratis malah belum divaksin, eh yang selama ini nyerang pemerintah malah sudah divaksin,” protes akun @d4marwulan.

Baca juga : KPS Suntik Dana untuk Pengusaha Kaki Tower

“Angel nih sama orang-orang yang diprioritaskan dapet vaksin, dibantu dinas dapat jatah eh malah pada gak berangkat dengan alesan takut disuntiklah, belum ada sosialisasi lah, takut dampak lah... Tau gitu buat jatah yang pengen divaksin tapi belum dapat jatah,” sindir akun @primahapsari83. “Semoga tahapan vaksinasi tuk masyarakat umum bisa segera dilaksanakan,” kata akun @adria_susann. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.