Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan, tujuh persen warga Indonesia masih nekat mudik Lebaran tahun ini.
Doni bilang, jumlah itu menurun jika dibandingkan data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kemenhub sebelumnya menyebut, akan ada 33 persen orang yang nekat mudik apabila tidak dilarang. Jumlah itu kemudian turun menjadi 11 persen setelah mudik dilarang pemerintah.
“Dan setelah Bapak Presiden mengumumkan larangan, menurun menjadi 7 persen,” ungkap Doni di Jakarta, kemarin.
Meski sudah turun, Doni menilai, angka tersebut masih harus diturunkan dengan berbagai upaya, demi menekan laju penyebaran Covid-19.
Baca juga : Saran, Silakan Santri Pulkam Sebelum 6 Mei Sesuai Prokes
Berkaca dari pengalaman tahun lalu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu menyatakan, kasus positif Covid-19 selalu melonjak usai libur panjang hari-hari besar.
“Tugas kita adalah menurunkan angka yang tujuh persen ini menjadi lebih rendah lagi, sehingga mobilitas bisa dikurangi dan tentunya mengurangi penyebaran Covid-19 di berbagai daerah,” tegasnya.
Karena itu, Doni tak bosan mengimbau kepada seluruh warga agar menahan diri tidak mudik. Pemerintah daerah dan seluruh pihak, juga diimbaunya menyampaikan narasi mudik sesuai kebijakan dari pemerintah pusat.
Doni juga menyarankan, warga mencari alternatif untuk merayakan Idul Fitri bersama tanpa mudik. Salah satu solusi untuk mengatasi kerinduan dengan keluarga, yakni melakukan berbagai silaturahmi secara virtual.
Baca juga : Waduh, Klaster Perkantoran Di DKI Meningkat Lagi Nih
“Mohon berkenan posko-posko yang ada di setiap daerah bisa memberikan kesempatan kepada keluarga yang mungkin belum memiliki fasilitas berkomunikasi secara virtual, untuk bisa difasilitasi,” imbau mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus itu.
Terpisah, Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, tidak mudik akan menyelamatkan keluarga yang mayoritas lanjut usia karena biasanya saat mudik Lebaran akan mengunjungi keluarga yang lebih tua.
“Jika kita tidak mudik, maka kita sudah menyelamatkan sanak saudara yang mayoritas adalah lanjut usia yang menduduki persentase besar kontributor kasus dan kematian Covid-19, sehingga mohon untuk bersikap bijak sebelum bertindak,” ujar Wiku.
Menurutnya, orang lanjut usia (lansia) rentan terinfeksi Covid-19 karena daya tahan tubuh mereka cenderung lemah dan berisiko tinggi terhadap kematian akibat Covid-19. Apalagi, jika memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Baca juga : Saat Haid Boleh Divaksin Covid-19 Kok
Pemerintah telah memberlakukan pengetatan mudik di masa sebelum dan sesudah larangan yakni 22 April sampai 5 Mei 2021 dan 18 Mei sampai 24 Mei 2021. Sementara larangan mudik akan berlaku 6-17 Mei mendatang. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya