Dark/Light Mode

Bos Teroris Papua Ngajak Dialog

Jangan Mau Pak Jokowi, Nanti Mereka Besar Kepala

Selasa, 4 Mei 2021 07:15 WIB
Benny Wenda. (Foto: Istimewa)
Benny Wenda. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
“Masyarakat atau warga sipil 53 orang terluka teraniaya, dianiaya, TNI 51 orang, dan Polri 16 orang,” cetusnya.

Mahfud menambahkan, selama ini pemerintah bersabar dan berlaku wajar terhadap seluruh perilaku dan tindak kekerasan yang dilancarkan para jaringan teroris Papua. Pemerintah selalu berupaya menyelesaikan persoalan konflik tersebut agar tidak mencederai hak asasi manusia.

Baca juga : Rabu Wage Besok, Jokowi Lantik 2 Menteri Dan Kepala BRIN

Sementara itu, Analis Papua Adriana Elisabeth mengaku, ini bukan kali pertama Benny mengajak Pemerintah Indonesia mencari solusi bersama. Jokowi juga pernah menyatakan siap berdialog dengan kelompok pro referendum. “Namun, belum ada tindak lanjut,” jelas Adriana, kepada Rakyat Merdeka.

Menurut Adriana, pemahaman dialog antara kedua belah pihak belum senada. Termasuk format, agenda, tempat dan representasi dalam dialog. “Pemerintah maunya Papua damai, sedangkan KKB Papua maunya merdeka,” ujar Adriana.

Baca juga : Pak Jokowi Naik Pitam

Apakah layak pemerintah menerima ajakan dialog? Kata dia, Semua tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Akan tetapi jika menoleh sejarah kekejian teroris Papua, rasanya sulit untuk memaafkannya. Karena deretan kebengisan teroris Papua seperti tak ada habisnya. “Nanti mereka bisa makin besar kepala,” tegasnya.

Warganet juga terbelah menyikapi hal ini. Ada yabg mendukung pemerintah bersikap keras, ada juga yang minta digelar dialog. Akun @Redstreet15 mempertanyakan, dialog apa yang dimau OPM. Pasalnya, selama ini mereka selalu pakai kekerasan kepada orang yang tidak bersenjata.

Baca juga : Ngeri Ah, Tangani Dulu Kasus Covid, Baru Belajar Tatap Muka

“Masih ingat pekerja jembatan tanpa ampun dibantai? Guru, ojek, penduduk asli Papua mereka bunuh juga. Dialog yang mana yang mau ditempuh? Kalau mereka adu fisik sesama bersenjata masih ok, lha ini,” kesalnya.

Sementara, akun @Laduni_Sadja mengatakan, soal Papua memang tidak mudah. Perlu adanya dialog inrensif agar penyelesaiannya tidak menggunakan perspektif militer. “Di era demokratis, halaman belakang dan depan “Rumah Kita” harus good looking ditinjau dari semua perspektif,” cuitnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.