Dark/Light Mode

Annisa Marwa, Pustakawan Perpusnas

Kekayaan Bengkulu, Dari Bunga Rafflesia, Benteng Marlborough, Sampai Tabut

Selasa, 6 Juli 2021 23:17 WIB
Benteng Marlborough di Bengkulu (Foto: Istimewa)
Benteng Marlborough di Bengkulu (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Tari Bubu
Bubu merupakan alat pancing tradisional yang berbentuk tabung dan terbuat dari bambu yang dipasang nelayan pada sore hari menjelang malam hari. Dari budaya inilah lahir tradisi tari bubu. Tarian diiringi musik tradisional dan modern. Sementara, bubu dihadirkan pula dalam pentas sebagai properti. Tari bubu didominasi dengan gaya nelayan menangkap ikan. Hal ini mengambarkan bahwa masyarakat Bengkulu sangat erat kaitannya dengan bahari (laut).

Adat Masyarakat Bengkulu
Suku Rejang dan Serawai memiliki cara yang cukup unik untuk menjaga kearifan lokal. Di antaranya, proses bercocok tanam Suku Rejang, pemetaan wilayah hutan Suku Rejang dan Serawai, pengolahan rawa untuk usaha tani, subak (perairan), dan adat cuci kampung. Proses bercocok tanam Suku Rejang, dimulai dari memilih tanah berladang, membuka lahan dan prosesi ritual pembukaan lahan.

Dalam pemetaan wilayah hutan, Suku Rejang telah memiliki cara penzonaan sendiri yakni imbo lem (hutan dalam), imbo u’ai (hutan muda), dan pinggea imbo (hutan pinggiran).

Sedangkan Suku Serawai mengembangkan pembukaan lahan celako humo (cacat humo). Terdapat tujuh pantangan, yang jika dilanggar akan berakibat pada alam dan penunggunya. Tujuh pantangannya adalah sepelancar perahu, kijang ngulangi tai, macan merunggu, sepit panggang, bapak menunggu anak, nunggu sangkup.

Baca juga : Salim, Kebiasaan Kecil Yang Punya Pengaruh Besar

Dalam pengolahan rawa untuk usaha tani, petani memilih lahan tanjung (dekat dengan sungai), karena wilayah tersebut mendapat kiriman lumpur yang subur ditandai dengan warna hitam dan ditumbuhi tumbuhan air.

Benteng Marlborough
Benteng Marlborough adalah pertahanan di Bengkulu yang menjadi benteng kedua terbesar negara Inggris setelah banteng pertamanya St. Georges di bangun di Madras. Banteng Marlborough atau masyarakat Bengkulu biasa menyebutnya dengan banteng “malabro” dibangun pada tahun 1714-1719 oleh East India Company (EIC) di bawah kepemimpinana Jenderal Josef Collin. Benteng ini dibangun di atas bukit buatan dan dibuat menghadap Kota Bengkulu. Benteng ini merupakan penghargaan bagi John Churchil.

Luas benteng sekitar 4.000-an meter persegi. Tujuan pembangunan Marlborough adalah sebagai banteng pertahanan. Namun, seiring perkembangan zaman, banteng ini beralih fungsi menjadi pusat perdagangan. Saat ini Banteng Malborough menjadi tempat wisata. Secara keseluruhan banteng ini menyerupai bentuk kura-kura dan menjadi banteng khas Eropa.

Benteng Marlborough berada tak jauh dengan Pantai Tapak Paderi, sehingga wisata yang terbentuk adalah wisata sejarah dan alam. Beberapa spot wisata pada banteng ini yaitu area banteng secara keseluruhan, gerbang utama yang tak luput menjadi spot selfie bagi wisatawan, ruangan area dalam banteng (ruang kantor, ruang tahaan, dan gudang senjata), bastion (sudut penjagaan), halaman tengah, meriam, parit pertahanan, dan Pantai Tapak Paderi. Hingga saat, ini Banteng Marlborough di bawah pengawasan pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Bengkulu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.