Dark/Light Mode

Kasus Corona Turun Lagi, Turun Lagi

Sayang Seribu Sayang, Kematian Masih Meroket

Minggu, 8 Agustus 2021 08:15 WIB
Petugas menurunkan peti dari ambulans sebelum dimakamkan di TPU Rorotan, Jakarta Utara. (Foto: Putu Wahyu Rama/RM)
Petugas menurunkan peti dari ambulans sebelum dimakamkan di TPU Rorotan, Jakarta Utara. (Foto: Putu Wahyu Rama/RM)

 Sebelumnya 
Selain itu, Kemenkes juga melakukan pemantauan pada pasien Corona yang menjalani isolasi mandiri, salah satunya dengan membagikan oximeter ke Puskesmas di 20 kabupaten. Pasien yang saturasi oksigen kurang dari 94 persen harus dirujuk ke rumah sakit.

Eks Kepala Badan Litbangkes Kemenkes, Siswanto mengatakan, tingginya kasus kematian di Tanah Air disebabkan beberapa hal. Pertama, terjadinya over kapasitas di layanan kesehatan pada akhir Juni lalu. Kedua, penanganan yang tidak optimal kepada pasien yang melakukan isoman.

Ketiga, kata Siswanto yang saat ini bekerja untuk WHO di wilayah Asia, adalah kebijakan PPKM yang belum optimal.

Baca juga : Wah, Kantor Pemerintah Banyak Yang Langgar Prokes?

“Terakhir, menyangkut efektivitas dari vaksin,” ujar Siswanto dalam diskusi bertajuk Indonesia Di Tengah Covid Dunia Pasca Tembus 200 juta, kemarin.

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menilai, kasus kematian Corona di Indonesia memang mengkhawatirkan. Tingginya kasus kematian ini menunjukkan lolosnya kasus infeksi dalam jumlah besar yang tidak terdata oleh pemerintah.

Ia mencontohkan, jumlah kematian akibat Corona pada 4 dan 5 Agustus yang berjumlah 3.486 jiwa. Berdasarkan case fatality rate atau tingkat fatality kasus, jumlah kematian sebanyak itu merupakan kontribusi dari kasus infeksi yang sangat tinggi pada tiga pekan sebelumnya.

Baca juga : Jangan Kendor Jalani Prokes!

Berdasarkan perhitungannya, pada 4 dan 5 Agustus 2021, ada potensi 433.042 kasus infeksi yang tidak terdeteksi. Angka tersebutlah yang berpotensi menyebabkan kematian sebanyak 3.486 jiwa pada dua hari tersebut. Adapun dari 27 Juli hingga 5 Agustus, ada 17.609 jiwa yang meninggal akibat Corona.

Dari jumlah kematian tersebut, ada potensi kasus infeksi yang tak terdeteksi sebanyak 2.187.448. Sebagian besar kasus infeksi yang tak terdeteksi itu, memang berpotensi sembuh dengan sendirinya. Namun, angka kematian berapa persen pun tetap merupakan jumlah yang banyak.

Menurut dia, tingginya kasus kematian dikarenakan masih lemahnya dalam melakukan testing, tracing, dan treatment alias 3T. Ia membandingkan dengan Singapura dan Vietnam yang tingkat testing, tracing, dan treatment-nya memadai dan tinggi. Sehingga, kedua negara tersebut dapat menghindari jumlah infeksi dan kematian yang tinggi. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.