Dark/Light Mode

Soal Bisnis PCR

Luhut Belum Bicara, Jubirnya Membantah

Selasa, 2 November 2021 08:35 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: Dok. Kemenkomarves)
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: Dok. Kemenkomarves)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan kembali jadi sasaran tuduhan miring. Kali ini, Komandan PPKM Jawa-Bali itu, dituding ikut cawe-cawe bisnis tes PCR. Luhut, yang saat ini masih di luar negeri, belum menanggapi tudingan tersebut. Yang membantah baru juru bicaranya, Jodi Mahardi.

Tudingan adanya cawe-cawe pejabat dalam bisnis tes PCR ini ramai diperbincangkan, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Termasuk tudingan terhadap Luhut.

Baca juga : Soal Dugaan Luhut Cawe-cawe Bisnis PCR, Ini Kata Jubir

Mantan Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Agustinus Edy Kristianto yang pertama melontarkan tuduhan itu. Dia menarasikannya melalui tulisan di laman Facebook pribadinya. Mengawali tulisan pertamanya, Edy mengutip laporan media soal laboratorium PCR yang dimiliki politisi dan konglomerat.

Hasilnya mengejutkan. Ditemukan sederet nama menteri yang ikut menjalankan roda bisnis PCR. Mereka berkolaborasi mengibarkan satu bendera dengan mengatasnamakan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). GSI disebut sebagai perusahaan yang pertama kali memprogram tes PCR di Indonesia.

Baca juga : Inkonsisten, Putri KW Belum Bisa Sumbang Poin

"Unit usaha PT itu adalah GSI Lab yang jualan segala jenis tes Covid-19: PCR Swab Someday (Rp 275 ribu), Swab Antigen (Rp 95 ribu), PCR kumur (Rp 495 ribu), S-RBD Quantitative Antibody (Rp 249 ribu)," tulis Edy.

Edy kemudian membeberkan informasi GSI Lab yang tercantum di situs resminya. GSI Lab disebut telah memiliki 1.000+ klien korporat, melaksanakan 700.000+ tes, menyalurkan 5.000+ tes gratis, dan donasi total Rp 4,4 miliar. "Dia yang membuat kebijakan sebagai Pemerintah, dia juga yang jualan barangnya!" sambungnya.

Baca juga : Selain Pidana, Luhut Gugat Haris Dan Fathia Rp 100 M!

Edy lantas mengungkap komposisi pemegang saham PT GSI. Dua di antaranya PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtra. Sedangkan lengkapnya ada Yayasan Indika Untuk Indonesia, Yayasan Adaro Bangun Negeri, Yayasan Northstar Bhakti Persada, PT Anarya Kreasi Nusantara, PT Modal Ventura YCAB, PT Perdana Multi Kasih, PT Toba Bumi Energi, PT Toba Sejahtra, dan PT Kartika Bina Medikatama.

Keterkaitan Luhut dengan GSI lantaran pernah mengaku menaruh saham di PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtra. "Luhut pernah mengakui ia memiliki 'sedikit' saham di situ (Toba Bumi Energi dan Toba Sejahtera). Ia adalah pendiri grup tersebut," tambah dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.