Dark/Light Mode

Magetan I am In Love

Jumat, 13 September 2019 06:54 WIB
Ngopi - Magetan I am In Love
Catatan :
ANGGOWO ADI SEPTANINGRAT

RM.id  Rakyat Merdeka - Saya punya adik. Masih muda, tapi sudah duda satu anak. Dasar nasib, dia akan menikah lagi. Calonnya, dulu teman sekolah istri. Masih perawan dan cukup mapan. Judulnya dicomblangi, lalu ta’aruf.

Nah, belum lama saya dan keluarga pergi menemui ibunya si perempuan di Magetan. Pengalaman baru yang sungguh berkesan. Bukan hanya soal pernikahan, tapi saya baru merasakan betul daerah Magetan.

Dulu kecil pernah melintas ke daerah perbatasan Jawa Timur dan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah itu, tapi samar-samar. Jarak Jakarta ke Magetan sekitar 640 kilometer. Full lewat tol Trans Jawa, saya menghabiskan sekitar 9 jam perjalanan, biaya e-Tol Rp 540 ribu dan Pertalite Rp 450 ribu.

Keluar di exit tol Madiun pada dini hari, saya menuju Magetan via Jalan Raya Solo sejauh 26 kilometer.

Baca juga : Makelar Izin Impor

Sampai di kota, saya menuju sebuah homestay di Jalan Irian No 3, Nanom, Tawanganom. Pondokan dengan bangunan kuno itu sungguh homie.

Bangun pagi, saya berkeliling dan langsung takjub. Ternyata kotanya kecil, sepi, tertata rapi, dan bersih.

Adem banget! Saya bisa melihat jelas Gunung Lawu secara utuh hingga puncak. Lahan pertanian luas, terasering sawah hijau dan menguning, kebun jagung, sayur mayur yang ditanam rapi.

Semuanya sedap dipandang. Terdapat alun-alun kota, Masjid Agung di bagian barat alun-alun dan Kampung Kauman. Lalu Kantor Bupati di selatan alun-alun, bangunan perkantoran di sisi timur.

Baca juga : Warga Keturunan RI Juara Taekwondo Di AS

Lalu saya ke pusat oleh-oleh di Jalan Sawo. Selain makanan khas, jalan ini juga sentra kerajinan kulit. Dijual sepatu, sandal, tas, dompet, jaket, topi, ikat pinggang dengan desain bervariasi dan harga terjangkau.

Bagaimana dengan kuliner? Saya sudah mencicipi Pecel Pincuk dan Tepo Tahu. Enak banget! Pecel pincuk hampir sama dengan pecel Madiun. Satu porsi nasi beserta sayuran hijau dan sambal kacang disajikan di atas wadah daun pisang yang dijepit dengan lidi.

Kalau Tepo, sebenarnya hampir mirip dengan lontong. Berasal dari beras yang dibungkus daun pisang dan dikukus. Bedanya tepo seperti piramida. Satu porsi tepo tahu berisi potongan tepo, tahu dan tempe goreng yang diiris kecil-kecil, telur goreng atau rebus.

Kemudian disiram dengan kuah sayur lodeh, kecap manis, dan taburan kacang tanah goreng. Puas menjelajahi kota, saya juga sudah sampai dan menginap di Telaga Sarangan.

Baca juga : Peran Istri Bagi Seorang Donny Moenek

Lantaran kolom halaman terbatas dan spot wisata ini sudah relatif terkenal, saya tidak menjelaskan lagi. Lalu teringat adik saya berteriak, ‘Magetan I’m In Love! ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.