Dark/Light Mode

Saya Takut Dibacok

Senin, 13 Mei 2019 05:01 WIB
Ngopi - Saya Takut Dibacok
Catatan :
DAUD FADILLAH

RM.id  Rakyat Merdeka - “Dilarang keras! Berani buang sampah sembarangan, nyawa taruhannya. Dibacok warga, jangan salahkan kami. Ya Allah, cabutlah nyawa orang-orang yang buang sampah di sepanjang aliran sungai ini”.

Itu adalah isi spanduk yang dipasang di dekat sebuah kali kecil. Kalau saya tak salah, Kali Bang Idi namanya. Kali ini salah satu batas Kecamatan Kebayoran Lama dengan Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Spanduk itu terpasang di tembok sebuah rumah warga di pinggir kali ini. Di sisi Kebayoran Lama. Di pemukiman padat penduduk yang jalannya kecil, hanya bisa dilalui orang, motor dan gerobak. Di sisi lainnya, terdapat Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Dwijaya.

Letaknya, di Kelurahan Gandaria Utara, Kecamatan Kebayoran Baru. Di sisi ini, jalannya lebih luas, bisa dilalui mobil. Tapi, tidak bisa dua mobil berpapasan.

Baca juga : Suaranya Nyaris Tak Terdengar

Di sini, nyaring terdengar suara anak-anak yang girang bermain ayunan, perosotan dan jungkat-jungkit. Ada pula bocah-bocah yang asyik latihan pencak silat.

Berseragam hitam-hitam. Sambil menunggu anak bermain, iseng-iseng, saya mencari lagi spanduk tentang ancaman dibacok bagi yang buang sampah ke kali ini.

Tapi, tidak ada spanduk seperti itu di sisi Kebayoran Baru. Yang ada hanya plang Kampung KB, spanduk launching program Maghrib mengaji dan spanduk dilarang merokok di RPTRA ini.

Satu jam bermain di RPTRA ini, anak saya belum mau diajak pulang. Dia masih asyik bermain bersama seorang temannya yang kami ajak ikut serta. Jadilah saya bengong sendirian. Ketimbang bengong, saya menulis naskah ini di pinggir kali.

Baca juga : Tombak Debat

Saya pun iseng, ingin menghitung, berapa orang yang membuang sampah ke kali ini siang itu. Hasilnya, nihil. Saya tak melihat satu orang pun yang membuang sampah ke kali.

Padahal, sebelum ada spanduk ini, saya sering melihat pengendara motor, juga pejalan kaki melintas sembari melempar sampah yang dibungkus kantong plastik besar ke kali.

Apakah sudah pernah ada yang dibacok, sehingga mereka takut membuang sampah ke kali ini lagi?

Atau, jangan-jangan mereka melempar sampah ke kali ini dini hari, saat warga di sini asyik dibekap mimpi? Sehingga, mereka aman dari ancaman pembacokan meski membuang sampah ke kali ini?

Baca juga : AirAsia Tarik Penjualan Dari Traveloka

Maaf pembaca, saya belum tahu jawabannya. Yang pasti, saat saya menemani anak bermain di RPTRA ini, tidak terlihat sampah terbungkus plastik besar yang tersangkut di pinggir kali. Hanya ada sampah-sampah kecil.

Aliran airnya pun lancar, meski warnanya hitam. Apakah kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke kali ini sudah meningkat? Sekali lagi, maaf pembaca, saya belum tahu jawabannya.

Yang jelas, saat itu, saya pun takut membuang sembarangan bungkus makanan di pinggir kali ini. Ketimbang dibacok, buru-buru saya membuang bungkus makanan ke tempat sampah di RPTRA ini. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.