Dark/Light Mode

People Power dan Viagra

Kamis, 23 Mei 2019 04:02 WIB
Ngopi - People Power dan Viagra
Catatan :
BARATA KRISNA

RM.id  Rakyat Merdeka - People Power. Kata-kata ini sangat populer dalam beberapa pekan terakhir. Sangat erat kaitannya dengan pengumuman pemilu. Di sekitar kediaman saya sebulan terakhir, seruan untuk mengikuti people power marak.

Ada stikernya yang ditempel di tiang-tiang listrik, ada juga poster pengumumannya di dinding-dinding. Memang, secara gamblang tidak ada kata-kata people power dalam pengumumannya. Semua dibungkus dengan kata-kata pemanis.

Sebut saja “Hadirilah silaturahmi bersama”, “buka puasa bareng”, atau “temu kangen alumni...”. Tapi kalau dilihat lebih detail, kalau itu hanya permainan kata. Karena inti dari undangan itu adalah, berkumpul bersama dari tempat masing-masing, ke Kantor KPU atau Bawaslu pada 22 Mei.

Baca juga : No People, No Power

Poster itu. Lengkap dengan sajian gambar-gambar para pemuka agama yang pastinya populer di kalangan tertentu. Tak hanya undangan, ada pula tawaran untuk mencarter angkutan ke sana. Dua hari lalu, saya pulang dari suatu keperluan dengan naik angkot.

Ngomong ngalor ngidul dengan Sang Sopir, sampailah pembicaraan ke acara 22 Mei itu. Mahmud, demikian nama sopir, mengaku ada sekelompok pemuda yang sempat menawarinya untuk mengangkut orang dalam jumlah banyak ke Bawaslu.

Sayangnya harga yang ditawarkan terlalu murah. “Orangnya sih bilang, nanti ada tambahan kalo udah sampai di tempatnya. Mending saya tolak dah. Saya maunya cash sebelum berangkat. Prinsipnya, ada uang ada barang,” kata Mahmud.

Baca juga : MUI: People Power Sama Dengan Bughot

Saya pun menasehatinya agar berhati-hati. Saya wanti-wanti dia agar tidak usah berangkat ke acara itu pas hari-H. “Mending kita kerja saja bang memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau kenapa-kenapa, kan kita dan keluarga juga yang susah,” ujar saya.

“Bener juga ya bang. Apalagi gimana tuh kalau orang yang kerja di kantoran. Dia bela-belain ninggalin keluarga, alesan izin cuti sama kantornya. Kalau ketahuan bosnya kan bisa dipecat? Nggak makan deh anak bini,” katanya.

Penumpang lain pun menimpali. Ginanjar, yang baru pulang dari Pasar Obor, rupanya awam soal People Power. Dia bahkan menghubungkannya dengan obat kuat kaum pria. “Perasaan kalau diterjemahin, people tuh kan artinya orang banyak. Power itu kuat.

Baca juga : Budayawan: People Power Berkonotasi Paksakan Kehendak

Berarti orang kuat dalam jumlah banyak dong,” ujarnya. “Atau persisnya gini, laki-laki yang lagi demo itu dikasih Viagra, trus kumpul bareng-bareng di Bawaslu.

Nah people power dah itu namanya, orang laki unjuk kekuatan,” tambahnya sembari memperagakan gaya orang sedang mendongkrak ban mobil. Semua pun tertawa. “Ngeres aja lu. Lagi puasa nih,” kata yang lain.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :