Dark/Light Mode

Songsong Indonesia Emas, Generasi Penerus Perlu Benteng Nilai Kebangsaan

Rabu, 2 Februari 2022 21:37 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Perlu Dialog Restoratif

Guru Besar Ilmu Filsafat UPH Fransisco Budi Hardiman berpendapat, yang terjadi pada abad ke-20 merupakan prestasi besar dari liberalisme dan kapitalisme yang mampu mengglobalkan nilai-nilai tersebut di masyarakat.

Fransisco mendiagnosis, Indonesia saat ini sedang sakit, karena banyak mengalami gesekan-gesekan di tiga sektor, yaitu sektor agama dan religi, hukum dan politik, serta komunikasi dan digital. "Kebebasan berkomunikasi tanpa dibarengi rasa tanggung jawab dan keadaban publik berpotensi memecah belah bangsa," kata dia.

Baca juga : Persib Vs PSM Makassar, Maung Bandung Incar Hattrick Kemenangan

Untuk mengatasi dampak sejumlah gesekan tersebut, menurut dia, perlu penguatan sistem dan peran ideologi Pancasila lewat dialog restoratif untuk menegaskan komitmen kebangsaan.

Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Komaruddin Hidayat berpendapat, bila kita membicarakan nilai-nilai sangat dipengaruhi oleh domain masyarakat, negara, government dan lembaga demokrasi. Indonesia, menurut Komaruddin, memiliki aset nilai-nilai luhur yang kaya.

Namun, ujarnya, masyarakat Indonesia ketika berbicara kebhinekaan tetap masih berada pada posisinya masing-masing sesuai suku, etnis dan agama mereka. Sementara, tambah Komaruddin, partai politik negeri ini masih sangat tergantung pada kekuatan uang.

Baca juga : Lagi, Arema Gusur Bhayangkara FC

"Betulkah lembaga-lembaga politik masih commited terhadap nilai-nilai untuk mewakili rakyat? Sementara untuk menjadi wakil rakyat para politisi membeli suara rakyat," ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan sejumlah hambatan untuk melakukan revolusi mental antara lain adanya krisis, pandemi dan korupsi dalam penyelenggaraan negara.

Untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan kita, jelas Muhadjir, perlu penguatan etos kerja dan budaya gotong-royong yang merupakan sari pati dari ideologi Pancasila bagi masyarakat. Penguatan nilai-nilai untuk mewujudkan revolusi mental, ujar Muhadjir, harus dilakukan pada setiap tahapan usia.

Baca juga : Macan Kemayoran Masih Ompong, Presiden Klub Ancam Cuci Gudang

Namun, jelasnya, karena upaya revolusi mental bangsa Indonesia sangat bergantung pada banyak aspek, Muhadjir mengaku pesimistis upaya tersebut bisa berjalan sesuai harapan. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.