Dark/Light Mode

Neraca Perdagangan Jangan Sampai Minus

Jaga Ketahanan Energi Ya Biar Tak Seperti Sri Lanka

Selasa, 6 September 2022 07:50 WIB
Anggota Komisi VI DPR Gde Sumarjaya Linggih. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi VI DPR Gde Sumarjaya Linggih. (Foto: Dok. DPR RI)

 Sebelumnya 
“Negaranya juga sudah nggak bisa pinjam uang ke mana-mana, sehingga nggak bisa beli energi atau bahan bakar,” terangnya.

Untuk itu, Demer menyarankan Pemerintah terus berupaya menggenjot perdagangan ke arah surplus. Perkuat ketahanan energi dan pangan melalui badan-badan yang sudah didirikan. Seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Badan Standardisasi Nasional (BSN), Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), dan Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Baca juga : AS-RI Sepakati Percepatan Transisi Ke Energi Terbarukan

“Tujuan sebenarnya badan-badan itu dibentuk untuk membuat perdagangan surplus. Dengan itu, kita masih dipercaya banyak negara,” harap dia.

Anggota Komisi VII Sartono Hutomo menambahkan, kenaikan harga BBM akan berdampak signifikan terhadap daya beli masyarakat. Tingkat inflasi akan naik dan harga bahan pangan akan meroket.

Baca juga : Pengalihan Subsidi Untuk Jaga Ketahanan Ekonomi

“Kenaikan harga Pertalite dan Solar akan mempengaruhi masyarakat, termasuk kelas menengah karena mereka akan mulai menahan belanjanya,” kata Sartono.

Sartono bilang, masyarakat yang menahan belanja akan berimbas pada permintaan industri manufaktur yang berpotensi terpukul. Serapan tenaga kerja juga akan terganggu, sehingga target Pemerintah memulihkan ekonomi malah tidak tercapai. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.