Dark/Light Mode

Kerusuhan Di Wamena Papua

Investigasi, Usut Penyebar Hoaks

Minggu, 26 Februari 2023 07:45 WIB
Anggota Komisi I DPR Christina Aryani. (Foto: Dok. DPR)
Anggota Komisi I DPR Christina Aryani. (Foto: Dok. DPR)

 Sebelumnya 
Sementara, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri memerintahkan Propam Polda Papua turut mengusut atau mengevaluasi anggotanya saat penanganan kerusuhan di Wamena.

“Saya sudah berpesan kepada anggota untuk lebih soft lagi dan tenang menghadapi masyarakat mungkin lagi marah,” ujar Mathius dalam keterangannya, kemarin.

Mathius mengatakan, kerusuhan di Wamena ini tentunya menjadi evaluasi bagi Polda Papua. Kejadian seperti ini tidak boleh kembali terjadi. Selain itu, anggota polisi di lapangan mesti menyelesaikan persoalan dengan cara membaca situasi secara tepat.

Baca juga : Korban Gempa Papua Ingin Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024

Mathius mengatakan, harusnya pemimpin lapangan saat itu harus lebih pandai membaca situasi dengan tepat. Namun, dia juga paham bagaimana mudahnya terprovokasi saat di lapangan. “Tentunya ini bagian yang harus saya evaluasi,” katanya.

Seperti diketahui, kerusuhan yang melibatkan warga dengan aparat keamanan dipicu dari adanya isu penculikan anak di sekitar Kampung Sapalek, Wamena, Kabupaten Jayawijaya pada Kamis (23/2).

Saat itu ada sekelompok warga yang menghentikan seorang pengendara mobil dari Kampung Yomaima yang melintasi daerah tersebut.

Baca juga : Perusahaan Indonesia Berinvestasi Kelola 6 Hotel Di Kuba

Warga mencurigai pengendara mobil itu sebagai bagian dari komplotan penculikan anak yang isunya tersebar di tengah masyarakat. Tak lama kemudian, petugas kepolisian mendatangi lokasi tersebut untuk menghentikan aksi main hakim sendiri warga atas sopir mobil tersebut.

Akan tetapi, warga yang jumlahnya terus bertambah banyak tidak menerima imbauan personel kepolisian dan justru menyerang petugas menggunakan batu serta panah. Aparat yang diserang mendapat bantuan personel Brimob dan Kodim 1702/Jayawijaya. Mereka melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan aksi massa.

Tak hanya menyerang aparat keamanan, massa juga membakar sejumlah kios milik warga di sekitar lokasi kejadian. Akibatnya, 10 orang tewas dan 14 warga mengalami luka-luka. Termasuk di antaranya 13 rumah yang dibakar saat kerusuhan pecah. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.