Dark/Light Mode

Kurangi Impor, Bantu Penggarap Sawah

Bulog Prioritaskan Serap Beras Petani

Selasa, 11 Juni 2024 07:15 WIB
Anggota Komisi IV DPR Ihsan Yunus
Anggota Komisi IV DPR Ihsan Yunus

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Urusan Logistik (Bulog) diminta memprioritaskan pembelian gabah petani daripada impor untuk memaksimalkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Hal ini sebagai upaya mendongkrak kesejahteraan petani saat harga gabah anjlok di sejumlah sentra produksi pertanian.

ANGGOTA Komisi IV DPR Ihsan Yunus mengatakan, harga gabah di beberapa daerah ­berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

“Tapi harga beras mediumnya bertahan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET),” kata Ihsan dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (10/6/2024).

Ihsan mengatakan, kebijakan HPP ini berpihak kepada petani saat harga gabah berubah setiap harinya. Dia mencontohkan harga gabah kering di Lampung, rata-rata mengalami penurunan, yang tadinya di atas Rp 5.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp 4.980 per kilogram.

Data terakhir dari BPS juga mengungkapkan, harga gabah dan beras di tingkat penggilingan juga turun 0,5 persen, dari Rp 5.110 menjadi Rp 5.085. Jika di tingkat petani harga Gabah Kering Panen (GKP) tertinggi Rp 4.500-Rp 5.500 per kilogram, di penggilingan mencapai Rp 4.600- Rp 5.600 per kilogram.

Baca juga : Bos OJK Yakinkan Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil

“Ini yang kita takutkan, kalau terjadi seperti ini terus, maka kesejahteraan petani pasti tidak akan meningkat. Jadi, kebijakan ini memang harus sangat ­adaptif, dan kita atur sedemi­kian ­rupa, baik itu konsumen dan juga ­petani yang menjual gabah itu bisa win-win solution,” harap politisi Fraksi PDI Perjuangan.

Dia mengaku telah meng­ingatkan Bulog agar lebih mengu­tamakan serapan gabah petani ini untuk menekan kebutuhan impor beras yang telah ditugaskan kepada Bulog se­banyak 3,6 juta ton.

Belum lagi, laporan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan adanya potensi penurunan produksi beras di semester 2 tahun ini, sehingga ada kemungkinan impor beras sampai akhir 2024 menjadi 5 juta ton.

“Namun serapan gabah atau beras dari petani lokal yang diharapkan menstabilkan harga di hulu dan hilir ini masih sangat rendah. Serapan gabah sampai Maret 2024 baru sampai 27 ribu ton. Tolong dikoreksi dan juga dijelaskan kepada kami bagaimana usaha Bulog bisa memaksimalkan serapan gabah untuk petani lokal," pesannya.

Laporan BPS mengungkapkan, produksi gabah nasional pada periode April sampai Mei 2024 akan lebih tinggi diban­ding periode yang sama tahun 2023.

Baca juga : Menperin Ngajak SANKO Investasi Pengolahan Tuna

BPS proyeksikan produksi padi bulan Mei mencapai 1,12 juta hektare luas panen dengan produksi mencapai 5,54 juta ton GKG. “Ini bagaimana langkah-langkah Bulog mengantisipasi­nya,” tambahnya.

Sementara, Ketua Komisi IV DPR Sudin bertanya-tanya, ­dengan realisasi impor yang sudah mencapai 2 juta ton dari total 3 juta ton yang menjadi penugasan Bulog, apakah jumlah tersebut sudah cukup. Dengan memperhatikan data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS ­untuk tahun 2024.

“Dari 3,6 juta ton, yang sudah terealisasi 2 juta ton, kira-kira dengan data yang tadi disampaikan Kepala Badan (Bapanas) mengenai KSA, kita stop nggak impor?” tanya Sudin.

Selain itu, sambung Sudin, dengan proyeksi KSA tersebut, apakah produksi dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Dengan proyeksi bulan Juni sampai Desember, kira-kira cukup nggak produksi dalam negeri?” tanya Sudin lagi

Baca juga : Sekolah Swasta Di DKI Harusnya Bisa Gratis...

Sementara, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan, peningkatan serapan Bulog dari petani terus diupayakan untuk memaksimalkan CBP.

“Tapi kalau melihat grafik di semester kedua ini agak berat karena (produksi beras) semester kedua ini, lebih rendah di semester pertama,” katanya.

Berdasarkan proyeksi ke­tersediaan pangan periode Januari-Desember 2024, per 24 Mei 2024, secara umum ke­ter­sediaan 12 komoditas pangan strategis diproyeksikan aman dan cukup.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.