Dark/Light Mode

Diledek Hasto

Koalisi Semut Merah Nggak Menggigit

Sabtu, 11 Juni 2022 07:42 WIB
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri) bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu. (Foto: Antara)
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri) bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Bahkan, pihaknya juga siap berkoalisi dengan PDIP. “Nggak masalah juga. Cuma, mau nggak PDIP? Pokoknya sebelum janur kuning melengkung, itu belum selesai," kelakar anggota Komisi III DPR itu.

Mengenai ambisi Cak Imin ingin menjadi capres, PKS tidak masalah. Kata Aboe, yang penting, mencalonkan itu dibahas dan dipersiapkan sejak awal. Tidak putuskan menjelang di menit-menit terakhir.

"Kita penginnya tiga bulan sebelum (Pemilu) sudah oke. Misalkan Gus Ami (Imin) mau presiden, silakan. Bismillah, nggak apa-apa, kita nggak ada masalah," imbuh dia.

Baca juga : PKB Ajak PKS Bikin Koalisi Semut Merah

PKS pun sebenarnya punya jagoan sendiri untuk dimajukan nyapres. Kata Aboe, pihaknya menokohkan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri. “Kalau PKB sudah jelas capres Gus Ami, PKS nggak masalah. Kita sadar posisi kita cuma 50 (kursi). Tapi, kalau ada satu parpol lagi, akan kelihatan siapa yang naik," terang Aboe.

Pembentukan KSM ini mendapat sindirikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Dia bilang, KSM seperti terlalu berpikir di awang-awang. Padahal, kekuatan gigitannya pun belum punya. Karena belum memenuhi syarat untuk mengusung capres.

"Politik itu tidak berada di awang-awang. Untuk mencalonkan saja persyaratan belum cukup, sudah bergerak lincah," ledeknya, saat ditemui wartawan di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, kemarin.

Baca juga : Imin Merasa Harganya Tinggi

Hasto memastikan, PDIP tidak ingin ikut manuver politik seperti parpol lain. Dia pun kembali meledek, bahwa politik itu jangan mengawang-awang. Politik itu harus membumi.

"Daripada asyik ikut-ikutan pergerakan elite, langkah kaderisasi dan pelatihan saksi jauh lebih penting. Ini jawaban dari PDIP, agar politik itu mengakar. Politik tidak berada di awang-awang. Politik itu bergerak ke bawah," tuturnya.

Lalu, seberapa kuat KSM ini? Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, pembentukan KSM belum serius. PKS dan PKB seperti beranekdot di tengah keduanya yang belum resmi mengumumkan pembentukan koalisi dan juga mengusung capres. “Semacam lelucon di tengah kebingungan keduanya yang belum menentukan pilihan politik,” nilai Adi, kemarin.

Baca juga : Basarnas Sebut Korban KM Pertiwi Selamat Bertambah 10 Orang

Akan tetapi, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) ini mengakui, kiprah KSM menarik untuk dinantikan. Pasalnya, selama ini PKS dan PKB kerap dianggap sulit untuk bersatu. Pemicunya, karena ada gap di antara basis pemilih. “Kalau koalisi ini terbentuk, sangat bagus karena bisa mengakhiri fragmentasi politik ekstrem selama ini,” ujarnya.

Asosiasi pandangan Islam yang berbeda di antara PKS dan PKB akan terbantahkan bila keduanya berkoalisi. Sehingga bisa melerai perseteruan yang kerap terjadi. “Karena, di luar politik, basis pemilih keduanya sering perang terbuka di ruang maya,” pungkas dia.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.