Dark/Light Mode

Kini Satu Kubu

Nggak Sabar, Lihat AHY dan Moeldoko Salaman di Istana

Senin, 26 Februari 2024 08:36 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah 9 tahun oposisi, Partai Demokrat kini resmi jadi bagian dari koalisi pemerintah. Dengan demikian, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kini satu kubu dengan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang dulu sempat mau merebut kursi ketum Demokrat. Jadi, banyak yang nggak sabar, lihat AHY yang kini menjabat Menteri ATR/Kepala BPN salaman dengan Moeldoko di Istana nanti.

Untuk diketahui, hubungan Demokrat di bawah komando AHY dengan Moeldoko dalam kondisi tidak baik. Pemicunya adalah upaya Moeldoko yang ingin merebut Demokrat dari tangan AHY pada awal tahun 2021. Namun, upaya Moeldoko itu gagal, karena kepengurusan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara tidak disahkan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Ternyata langkah Moeldoko merebut Demokrat belum pupus. Eks Panglima TNI itu lantas melakukan gugatan ke PTUN Jakarta, tapi ditolak. Selanjutnya Moeldoko terus memperpanjang konflik dengan mengajukan gugatan ke level lebih tinggi. Sayangnya, proses panjang gugatan Moeldoko di pengadilan terus gagal. Hingga akhirnya, Pemilu 2024, KPU menetapkan Demokrat di bawah kepengurusan AHY untuk ikut pemilu.

Selama sengketa itu berlangsung, hubungan AHY dengan Moeldoko tidak pernah membaik. Tidak sekalipun keduanya bertemu dalam forum resmi. Bahkan saat AHY dilantik sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala BPN di Istana Negara, Rabu (21/2/2024), Moeldoko tidak hadir.

Lantas bagaimana kalau nanti keduanya bertemu dalam rapat kabinet di Istana? Juru bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, AHY ditunjuk dan diangkat Presiden menjadi menteri. "Tentunya Mas AHY hormat, tunduk, patuh, dan mengikuti aturan, termasuk etika dan adab dalam organisasi pemerintahan ini," tutur Herzaky saat dihubungi, Minggu (25/2/2024) malam.

Baca juga : Pemerintahan Prabowo Tak Perlu Tim Transisi

Bagi Demokrat, saat ini yang terpenting AHY bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai menteri. Juga mampu mengoptimalkan delapan bulan untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Itulah yang jadi fokus saat ini. Bukan hubungan pribadi, bukan masalah orang per orang, atau relasi maupun interaksi dalam kabinet," tegas Herzaky.

Soal hubungannya dengan Moeldoko, Herzaky memastikan AHY bakal profesional sebagai menteri, dan mengikuti arahan Presiden. Termasuk nantinya ketika harus berinteraksi maupun berkoordinasi dengan Moeldoko. Tentunya, sesuai ruang lingkupnya sebagai Menteri ATR.

Sebagai tokoh yang berada di pemerintahan, tentu publik ingin semuanya rukun. Namun, Herzaky justru mempertanyakan publik yang mana. Sebab, saat konflik saat itu, ia mengklaim hampir seluruh masyarakat mendukung AHY.

"Kita lihat, apakah beliau mengaku salah. Apakah pernah meminta maaf, itu saja. Secara prinsip kalau beliau merasa tidak salah, tidak pernah meminta maaf, bagi kami menjadi aneh saja kalau kemudian Mas AHY diminta harus rukun," ucap Herzaky.

Baca juga : Akan Dibahas Di Sidang Kabinet, Makan Siang Gratis Masuk APBN 2025

Ia memastikan, Ketua Umum Demokrat itu memiliki kepemimpinan yang baik. Namun, harus dibedakan antara perasaan dan rasa. "Kader Demokrat di seluruh Indonesia kalau ada istilah forgiven not forgotten, untuk bapak yang satu itu not forgiven and not forgotten," tegas Herzaky.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani juga memastikan, masuknya AHY dalam kabinet merupakan hak prerogatif Presiden. "Jadi tak ada pentingnya membahas Moeldoko," kata Kamhar.

Soal rasa penasaran publik ingin melihat AHY dan Moeldoko bertemu, Kamhar menganggap lumrah. Dirinya pun mengaku, juga penasaran bila nanti bosnya itu bertemu dengan AHY. Dia penasaran, apakah dalam pertemuan itu, Moeldoko bakal minta maaf.

"Kalau meminta maaf, tentu saja akan dimaafkan sebagaimana pernah disampaikan oleh Mas Ketum AHY atas perilaku Moeldoko dan kaki tangannya ‘forgive but not forgotten’. Jadi kita tunggu saja ke depannya seperti apa," ucap Kamhar.

Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menilai, mungkin saja AHY dan Moeldoko bersalaman di Istana. Secara personal, keduanya sangat mungkin berdamai karena saat ini dalam satu kabinet.

Baca juga : JK Benarkan Mau Ketemu Megawati

"Artinya mengemuka arahan Presiden sebagai juru damai bagi keduanya. Secara institusional, berdamainya AHY dengan Moeldoko penting, agar kabinet semakin solid di tengah gonjang-ganjing PDIP akan menarik menteri-menterinya," kata Agung.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Senin (26/2/2024), dengan judul “Kini Satu Kubu, Nggak Sabar, Lihat AHY dan Moeldoko Salaman di Istana.”

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.