Dark/Light Mode

Politisi Muda Hanura Soroti Industri Yang Terpukul Virus Corona

Rabu, 6 Mei 2020 10:02 WIB
Gerry Hukubun
Gerry Hukubun

RM.id  Rakyat Merdeka - Entah kapan selesainya pandemi virus corona (Covid-19). Yang jelas, setelah bencana ini usai semua pihak harus mengerahkan kemampuan untuk membangkitkan sektor ekonomi yang terpukul akibat virus ini.

“Sebagian besar industri di Indonesia mengalami kerugian, bahkan sebagian lagi memutuskan menutup usahanya. Kekuatan Covid-19 yang super dasyat di awal tahun ini benar-benar memberikan pukulan telak terhadap industri kita,” kata anggota Dewan Kehormatan Partai Hanura Gerry Hukubun kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut perhitungan politisi muda ini, resesi ekonomi akan terjadi di kuartal I, kuartal II bahkan bisa jadi di kuartal III tahun 2020. Ini diakibatkan kegiatan ekonomi yang menurun sangat drastis setelah Covid-19 mulai melanda Indonesia. Di tambah dengan kebijakan pemerintah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi ini.

Baca juga : Produksi Pangan Indonesia Cukup Kuat Dan Terkendali

“Ada beberapa industri yang sangat terpukul, antara lain industri pariwisata, perhubungan dan pertambangan yang notabene sangat berinteraksi langsung dengan masyarakat luar negeri atau negara lain,” ujar GH, sapaan Gerry Hukubun.

Sebab itu, perlu dipikirkan langkah untuk me-recovery industri yang dinilai sangat terpukul dan terdampak virus ini. GH pun menyoroti peran aktif duta besar dan perwakilan Indonesia yang ada di luar negeri.

“Duta besar dan perwakilan Indonesia di luar harus menjemput bola. Bagaimana menciptakan kesan dan iklim yang baik terhadap kondisi Indonesia agar recovery bisa segera dilakukan dan lebih cepat membantu mendorong industri bangkit lagi,” tegas GH yang konsen dalam sektor ekonomi dan diplomasi luar negeri ini.

Baca juga : Begini Kata KCI Soal 3 Penumpang KRL Positif Corona

Dia mencontohkan industri pariwisata. Dengan adanya pandemi ini, tidak ada turis asing yang dapat berkunjung ke Indonesia. Karenanya, diperlukan peran aktif duta besar dan perwakilan di luar negeri bagaimana memberikan promosi yang baik dan maksimal untuk meningkatkan kembali jumlah kunjungan turis ke Indonesia. Termasuk perhotelan dan perhubungan yang diharapkan bangkit kembali.

Selanjutnya, industri pertambangan. Satu tahun terakhir bisa dilihat bagaimana pemerintahan Jokowi sangat menjaga sumber daya alam agar dapat lebih produktif dalam membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Contohnya, moratorium nikel untuk diekspor. GH bilang, nikel yang selama ini diekspor sebetulnya masih banyak mempunyai turunan yang apabila diproduksi akan menghasilkan harga yang jauh lebih mahal. Misal, lithium dan juga bahan dasar baja.

Baca juga : Posting Foto Cukur Rambut, AHY Soroti UMKM Paling Terdampak Corona

“Di Morowali Sulawesi Tengah saat ini lagi diproduksi pabrik lithium terbesar di Asia dan itu akan menjadi era baru di mana Indonesia akan semakin maju dalam industri pertambangan,” tuturnya. [BSH]

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.