Dark/Light Mode

Minta Maaf Tapi Diwakili Sekjen

Ah, Prabowo Nggak Ksatria

Minggu, 29 November 2020 07:45 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Foto: Instagram Gerindra)
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Foto: Instagram Gerindra)

 Sebelumnya 
Berbagai reaksi warganet menyikapi permintaan maaf resmi dari Gerindra. “Jujur saya Kecewa,” @mustika_rini07. “Gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga,” timpal @ahmadlutfi0106. “Jangan ke cuman ke presiden dan kabinet aja lohh... rakyat yang sesungguhnya punya kuasa kok di lewat,” protes akun @audioscum. “Seandainya kasus seperti ini terjadi di Jepang, Prabowo selaku ketua partai ikut mundur juga dari kabinet..Tapi di Indonesia sih nggak apa-apa,” sindir akun @Marconi70456466.

Baca juga : Cegah Covid, Panglima TNI Ajak Tokoh Papua Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan

Bukan hanya warganet, Arief Poyuono ikut gregetan sama Prabowo yang masih belum mau nongol. Padahal gara-gara kelakuan Edhy ini, Prabowo yang paling banyak dirugikan. Nama baiknya tercemar. Ambisi Prabowo untuk menjadi Presiden RI bisa terganjal gara-gara kelakuan anak buahnya itu. Arief menilai, sejak awal kebijakan ekspor benih lobster ini memang janggal. Banyak perusahaan dari para kader Gerindra ikut bermain dalam proyek ini. “Tapi Prabowo justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa,” kata Arief. 

Baca juga : Prabowo, Mana Suaranya

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyayangkan Prabowo yang belum tampil. “Padahal, publik saat ini menunggu sikap Prabowo,” kata Ujang, kemarin. 

Baca juga : Prabowo Masih Karantina

Menurut dia, bagaimana respons Prabowo terhadap kasus ini, akan berdampak pada citra partai. Jika Prabowo tegas, Gerindra masih ada harapan. Namun, jika respons Prabowo seperti politisi, akan berdampak buruk pada citra partai. Ujang melihat permintaan maaf yang disampaikan Muzani hanya formalitas. Apalagi permintaan maafnya pertama kali ditujukan kepada Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin. “Mungkin Gerindra takut jatah Menteri KKP akan diambil oleh partai lain,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.