Dark/Light Mode

Yusuf Mansur ke 01, Bachtiar Nasir ke 02

Aa Gym dan UAS Nggak Ada Sinyal

Rabu, 10 April 2019 05:45 WIB
Aa Gym (kiri) dan Ustad Abdul Shomad (Foto: Istimewa)
Aa Gym (kiri) dan Ustad Abdul Shomad (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Yusuf bilang, sejak 2007, Jokowi sekeluarga telah melaksanakan puasa sunah. Dia mengatakan, Jokowi tak pernah memamerkan kebiasaan itu. Sebelumnya, tokoh agama lain seperti TGB Zinul Majdi, Habib Luthfi juga menyatakan dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf.

Di kubu Prabowo, sejumlah tokoh agama sudah lebih dulu mengungkapkan dukungan. Di antaranya Imam Besar FPI Rizieq Syihab, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnaen dan Ustad Bachtiar Nasir. Bachtiar Nasir sebelumnya ikut dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi di GBK.

Dalam kampanye itu, Bachtiar menyampaikan orasi politik. Dia menepis tuduhan bahwa Prabowo akan mendirikan khilafah. Sementara, Aa Gym dan UAS belum terang-terangan mendukung siapa. Di akun Twitter @aagym menanggapi foto kampanye Prabowo di GBK.

Baca juga : Kang Emil Sebut Jokowi-Maruf Sudah Unggul 4 Persen di Jabar

Senin (8/4) lalu, pengasuh Ponpes Daarut Tauhid ini mengunggah foto seorang Nasrani sedang mengatupkan tangan seperti tengah berdoa saat kampanya di GBK. "Masya Allah ada foto yang sangat mengggugah dari kegiatan di GBK 7 April kemarin. Apa yang terpikir dan terasa di hati sahabatku sekalian," cuit Aa Gym.

Sebelumnya, Aa Gym berkomentar soal pilihan politiknya. "Saya punya pilihan dan saya menghormati pilihan yang lain. Ayoo kita bersama jaga ukhuwah dan persatuan di rumah kita Indonesia yang kita cintai ini," ujarnya.

Sama halnya dengan UAS. Saat memperingati Isra Miraj di alun-alun Halaman Bolak, Kota Padangsidimpuan, Senin (8/4), UAS bicara soal pemilu. Kepada para jamaah, dia mengimbau agar menentukan pilihan. Siapa yang mesti dipilih. UAS tidak bicara terang-terangan. Dia hanya memberi kode untuk memilih pemimpin-pemimpin yang menghormati ulama, memuliakan ulama.

Baca juga : TKN Tidak Pernah Himbau Karyawan BUMN Hadiri Acara Konser Putih

Selebihnya, UAS bicara soal macam-macam. Antara lain prihatin terhadap minimnya pendidikan agama di pendidikan umum dan sebagainya. Terakhir, UAS kembali berharap hadirin untuk memilih pemimpin dan wakil-wakil rakyat yang peduli pada ulama, yang cinta kepada keturunan Nabi, yang sayang kepada orang-orang sholeh.

"Itulah yang membuat negeri ini, baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur," tegasnya. Melihat banyak ulama yang terang-terangan menunjukkan sikap, MUI mengeluarkan imbauan. Waketum MUI, Yunahar Ilyas berharap para ulama tetap menampilkan dirinya sebagai orang yang alim, berilmu, dan bisa menjadi teladan.  "Jangan sampai ada ulama yang kemudian membuat suasana panas," kata Yunahar, kemarin.

Dia maklum, jika menjelang pencoblosan situasi politik akan makin panas. Tapi dia berharap panasnya tetap terukur. Yang penting tidak sampai melanggar hal-hal yang sudah digariskan dalam agama Islam," imbuhnya.

Baca juga : Jokowi : Pesta Demokrasi Adalah Kegembiraan

Soal banyaknya ulama yang sudah terang-terangan mengungkap pilihan politik, Yunahar tidak bisa melarang. MUI sekali pun tidak memiliki hak melarang ulama memilih salah satu pasangan capres. Namun MUI mengingatkan kepada ulama agar tidak ikut melakukan hal-hal yang dinilai tidak baik.

MUI juga tak menutupi ada jajarannya yang menjadi timses, baik untuk pasangan 01 maupun 02. Namun, secara kelembagaan, MUI memastikan netral. MUI semaksimal mungkin menjaga netralitas. "Keberpihakan MUI adalah kepada Islam, umat Islam, dan kepentingan bangsa dan rakyat. Kita menginginkan yang terbaik," jelasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.