Dark/Light Mode

Dihidupkan PKS-PPP, Disambut Yusril

Poros Islam, Mimpi Di Siang Bolong...

Jumat, 16 April 2021 07:35 WIB
Presiden PKS Ahmad Syaikhu (kiri) berbincang dengan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa saat silaturahmi kebangsaan PKS-PPP di DPP PKS, Jakarta, Rabu (14/4/2021). (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A)
Presiden PKS Ahmad Syaikhu (kiri) berbincang dengan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa saat silaturahmi kebangsaan PKS-PPP di DPP PKS, Jakarta, Rabu (14/4/2021). (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A)

 Sebelumnya 
Melihat hal itu, Yusril mengusulkan untuk menyatukan partai-partai Islam dimulai dengan pembentukan koalisi partai sejak saat ini. Koalisi itu, kata dia, harus mendapat legitimasi undang-undang baik lewat UU Parpol maupun UU Pemilu.

Meskipun baru sebatas usulan, gagasan koalisi umat langsung mendapat penolakan. Ketum PAN Zulkifli Hasan menilai wacana ini justru kontraproduktif dengan upaya bangsa dalam melakukan rekonsiliasi nasional. Menurutnya, pembentukam koalisi partai Islam hanya akan memperkuat politik aliran.

Baca juga : Distribusikan BST, PT Pos Indonesia Manfaatkan Teknologi

Wakil Ketua MPR ini menegaskan, PAN sedang memperjuangkan dan memperkuat politik gagasan. Politik yang mengedepankan konsep dan program.

“Seharusnya saat ini kita bersama-sama berpikir untuk kesejahteraan rakyat, mewujudkan ide kesetaraan, merumuskan gagasan tentang kedaulatan, dan seterusnya,” kata Zul dalam akun Twitter pribadinya, kemarin.

Baca juga : KLB Mimpi Di Siang Bolong

Sekjen Partai Gelora, Mahfudz Siddiq juga tidak tertarik dengan “jualan” PPP dan PKS. Menurutnya, terlalu pragmatis kalau koalisi dengan membawa simbol agama hanya sebatas Pilpres saja. “Dikhawatirkan, pembelahan politik yang selama ini terjadi bakal sulit disembuhkan,” ujarnya.

Bagaimana peluangnya koalisi ini di Pilpres 2024? Pengamat politik UIN Jakarta, Adi Prayitno mengaku pesimis gagasan itu bisa terwujud. Kata dia, ada tiga alasan kenapa partai Islam sulit disatukan dalam satu wadah. Tiga hal itu adalah adanya ego sektoral, paham keagamaan yang berbeda dan tak adanya figur kunci yang bisa menyatukan mereka.

Baca juga : Terapkan PPKM, Disiplin Prokes Di Jabar Dan Jatim Meningkat

Ego sektoral ini sangat berkaitan dengan ego para elite partai. Hal ini yang menyebabkan partai Islam sering mengalami konflik, dan berujung perpecahan.

“Kalaupun saling berkoalisi pertanyaannya, kira-kira siapa yang harus memimpin ini. Sementara masing-masing elite ini merasa paling pantas untuk memimpin,” kata Adi, saat dikontak, tadi malam. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.