Dark/Light Mode

Cerita Tentang Nyoblos (5)

Daya Magis TPS 62

Minggu, 21 April 2019 16:19 WIB
Suasana di TPS 62 Kebagusan, Jakarta, saat pencoblosan. (Foto: Istimewa)
Suasana di TPS 62 Kebagusan, Jakarta, saat pencoblosan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebelas butir buah Maja bunting mengkilap di antara dahan-dahan depan pos jaga kediaman Megawati Soekarno Putri di Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu (17/4). Satu butir di sela-selanya mengkerut kecoklatan, tertahan di pertigaan cabang.

Awalnya, saya mengira Jeruk Bali. Ukuran, bentuk dan warnanya mirip sekali. Selain Maja, ada puluhan pohon-pohon besar lain yang memenuhi halaman rumah. "Bukan pohon jeruk Bali. Itu kalau bahasa Jawanya: Mojo. Kalau bahasa sininya Berenuk. Pahit rasanya. Di belakang pos jaga ada Sawo Ijo, manis," tunjuk Suwarto, salah seorang penjaga yang siaga di palang pintu pagar.

Konon, kisah Suwarto, buah Maja menjadi asal-muasal penamaan salah satu kerajaan terbesar sepanjang sejarah Indonesia: Majapahit. "Jadi dulu, setelah kerja makanannya buah Mojo. Tapi pahit, makanya kemudian dinamakan Mojopahit. Hehehe," kelakarnya.

Selain dia, ada tiga pria berbadan tegap lain. Namun dengan seragam berbeda. Suwarto berseragam kemeja lengan pendek berwarna merah menyala, lainnya berseragam hitam.

Suwarto mengaku hari-harinya bertugas menjaga kediaman Presiden RI kelima ini sejak Puan Maharani menikah. Dia ditemani tiga petugas jaga lain. Total ada 12 orang bekerja di rumah ini, termasuk di dalamnya tukang masak dan petugas kebersihan.

Kini, hari-hari Megawati memang lebih sering menempati rumah yang ada di Jalan Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat. Namun, entah mengapa dia tetap memilih di TPS bernomor 62 Kelurahan Kebagusan, Jakarta Selatan. Tepat di depan rumah tuanya itu. Seperti tahun-tahun sebelumnya. "Kalau ada acara-acara seperti Pilkada dan Pilpres, baru ibu di sini," ujar Suwarto.

Baca juga : Sudah Dandan Keren, Sampe TPS Bingung Mau Coblos Siapa...

"Ibu sudah dari semalam di sini. Jam sembilanan lah. Beliau nginap," timpal penjaga lain, yang enggan disebut namanya.

Setiap ada yang masuk, pintu di buka, lalu ditutup kembali. Awak media awalnya juga dilarang masuk. Kecuali dua wartawan Jepang. "Wartawan itu kabarnya punya hubungan saudara. Kan Bung Karno ada istrinya juga di Jepang," kata eks wartawati surat kabar ternama ibukota, yang pada hari itu diminta mendampingi wartawan Jepang tersebut.

Di luar pagar, pas depan rumah Megawati, antrian masyarakat yang ingin menyalurkan hak pilihnya mengular hingga ke badan jalan. TPS 62 itu buka jam 08.15 WIB, lebih telat dari yang seharusnya pukul 07.00 WIB. Badan jalan kecil itu semakin sesak ditambah kerumunan wartawan yang menunggu Megawati atau orang-orang yang dianggap penting di depan pintu pagar.

Beberapa mobil dari sejumlah stasiun televisi nasional sudah berjejer di pekarangan TPS sejak jam 05.00 pagi WIB. Hingga pukul 11.00 WIB, kelingking beberapa wartawan masih bersih. Mereka belum menggunakan hak suara. "Kayaknya UU Pemilu ke depan perlu direvisi nih. Harus dimasukkan poin wartawan yang bertugas boleh memilih di TPS mana saja," celetuk salah seorang jurnalis.

TPS 62 Kebagusan memang menjadi magnet tersendiri bagi awak media. Di TPS ini, calon presiden petahana Joko Widodo juga pernah datang mendampingi Megawati nyoblos.

Pertama, saat Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 dan Pilpres 2014. Jokowi biasanya datang setelah memberikan hak suaranya di tempat lain. Baru datang ke Kebagusan.

Baca juga : Jakarta Sempat Sangar, Kini Tenang

Di kedua kontestasi itu Jokowi menang dan ikut memantau hasil hitung cepat atau quick count di rumah Mega, tepat depan TPS 62 itu.

Tapi tidak untuk tahun ini. Politisi PDI-Perjuangan Eriko Sotarduga yang pagi-pagi sudah sampai di kediaman Megawati, saat ditanya wartawan sempat mengatakan Jokowi akan datang. Namun, Jokowi yang ditunggu-tunggu awak media ternyata tak kunjung tiba. Tidak tahu, apakah TPS 62 ini akan masih berdaya magis tanpa kedatangan Jokowi.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir malah datang ke kediaman Mega, berbarengan dengan Pramono Anung. Erick mengatakan, Jokowi nanti hadir di Jakarta Theatre bersama TKN sekitar pukul 15.00 WIB. Erick dan Pramono hanya bertamu sekitar 20 menit. Mereka langsung "balik badan" tanpa banyak bicara saat dicegat awak media.

Walhasil, Megawati nyoblos hanya didampingi anaknya: Puan Maharani dan Prananda Prabowo serta Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Beriringan, mereka menuju TPS.

Jokowi, usai nyoblos di kawasan Gambir bilang, "Habis ini makan. Saya ingin makan," kata Jokowi di TPS 08 Gambir pukul 10.18 WIB Jakarta Pusat.

Di jam yang hampir bersamaan pula, Megawati menyalurkan hak pilih. Ada 25 orang ibu-ibu pelantun marawis ikut berbaris di kiri dan kanan jalan setapak halaman rumah Mega. Tepukan rebana dan lantunan bait-bait khas marawis membahana, mengiringi Mega ke TPS. Dia dapat antrian nomor satu.

Baca juga : Di Cipete, Ada Yang Ngebet Nyoblos, Surat Suaranya Habis

Setelah menyalurkan hak pilih, Megawati pulang. Dia sempat menemui awak media dan menjawab beberapa pertanyaan. Namun, tak bisa menyerobot masuk lebih jauh. Batas pers ditandai dua garis cat piloks di badan jalan setapak halaman rumah Mega.

Walhasil wartawan hanya bisa mengakses pos jaga dan tempat parkir. Tidak bisa menuju tenda tepat depan rumah Mega. Kecuali nekat. Ada beberapa pria berseragam coklat tanah berjaga-jaga di sana.

Di sekitar itu, sudah siap tenda dan layar besar selebar enam meter di dalamnya. Tampak televisi menyiarkan Metro TV. Hasto sempat keluar menemui awak media di parkiran dan bicara sebentar.

Hasto sempat ditanya soal kemungkinan perolehan suara PDIP. "Yang jelas kita terkoreksi ke bawah, karena nggak main money politics," katanya, kepada Rakyat Merdeka, sambil ngantri di depan tungku kerak telor. “Maksimal 24 persen lah. Dapat segitu aja udah happy," lanjutnya.

Di dekat tenda, tersedia kerak telor racikan Babe Awang. Dia bawa 60 telur ayam, dan ludes seketika. Tak lama, nyusul Gerobak Es Dawet, Bakso dan Soto. Semua orang sekitaran situ, boleh pesan dan gratis.

Di luar pagar rumah Mega, pukul 16.25 WIB mulai sayup-sayup terdengar perhitungan suara. Penasaran, wartawan mendekat ke TPS dan ikut menyaksikan perhitungan suara. Di TPS ini, PDIP ternyata bersaing dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

M Ade Alkausar
Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.