Dark/Light Mode

Banteng Jawara di Sumut

Djarot Banyak “Keringetnya”

Senin, 27 Mei 2019 04:24 WIB
Djarot Saiful Hidayat (kiri) bersama Sihar Sitorus (kanan). (Foto: Antara).
Djarot Saiful Hidayat (kiri) bersama Sihar Sitorus (kanan). (Foto: Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - PDI Perjuangan secara mengejutkan berhasil unggul di Pileg DPRD wilayah Sumatera Utara (Sumut). Padahal saat Pilgub 2018, PDIP gagal mengantarkan pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus sebagai Gubernur-Wakil Gubernur.

Berdasarkan data real count KPU pada Jumat (17/5), PDI Perjuangan berhasil meraup 15,54 persen suara. Membuntuti Gerindra, Golkar dan PKB. Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Japorman Saragih membenarkan partai memperoleh suara tertinggi.

“Iya, berdasarkan penghitungan, kita (PDIP) memiliki suara tertinggi di Sumut,” ujar Japorman Saragih, kemarin.

Baca juga : Bikin Panggung Gemb1ra, Para Milenial Syukuran Kemenangan Jokowi

Tapi, dia belum bisa memastikan apakah PDIP akan meraih kursi Ketua DPRD Provinsi Sumut. “Kalau untuk Ketua DPRD Sumut belum dapat kita pastikan, karena keputusan ada di pusat,” ujarnya.

Keunggulan PDIP Sumut ini juga diperkuat dengan pernyataan Wakil Ketua DPD PDIP Sumut, Meinarti Rehulina Bangun. Dia mengklaim berdasarkan hasil olah data internal partai, PDIP optimistis, 19 kursi DPRD Provinsi Sumut sudah berada di genggaman.

Bila terealisasi maka perolehan kursi itu naik 2 kursi dibanding perolehan Pileg 2014. Dari 19 caleg, empat diantara adalah perempuan. Lalu, 4 petahana dan selebihnya muka-muka baru.

Baca juga : Anggota DPR Tak Perlu Diberi Uang Pensiun

Melihat fenomena ini, pengamat politik dari Institut Politik Indonesia (IPI) Karyono menilai, kemenangan PDI Perjuangan di wilayah Sumut memang cukup menarik.

Pasalnya, saat Pilkada 2018, koalisi PDIP dan PPP gagal menjadikan pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus sebagai Gubernur dan Wagub Sumut.

Saat itu, jagoan PDIP kalah dari pasangan Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah yang diusung Gerindra dengan selisih sekitar 900 ribu suara. Dikatakannya, fenomena kemenangan PDIP bisa disebabkan banyak faktor.

Baca juga : Kampanye di Depok, Jokowi Banjir Keringat

Pertama, karena PDIP sudah punya cukup modal alias saham dari segi basis suara sebagai hasil dari Pilgub 2018. Dalam kasus ini, para pemilih loyalis Djarot dan Sihar saat Pilkada 2018, khususnya dari kelompok transmigran Jawa tidak menggeserkan pilihan kepada PDIP saat Pileg 2019.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.