Dark/Light Mode

Kader Banteng Senang Kalau Demokrat Gabung

Sabtu, 9 September 2023 08:15 WIB
Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus. (Foto: Ist)
Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasca cabut dari koalisi Anies Baswedan, Partai Demokrat masih jomblo. PDIP membuka pintu buat Demokrat bergabung mendukung Ganjar Pranowo. Kader Banteng senang jika Demokrat gabung.

Demokrat sampai saat ini belum memutuskan gabung koalisi Prabowo Subianto atau Koalisi Ganjar Pranowo. Partai yang dikomandai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini, meminta waktu untuk menentukan ke mana akan bergabung di Pilpres 2024.

Melihat kebimbangan Demokrat tersebut, Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus mengatakan, partainya membuka pintu lebar-lebar jika Demokrat mau bergabung koalisi Ganjar. Menurut dia, jika Demokrat serius mau bergabung, AHY cs diminta datang ke Kantor DPP PDIP untuk menyatakan dukungannya secara resmi mengusung Ganjar.

“Akan sangat bermartabat kalau Demokrat yang datang dan bilang, 'Oke saya bergabung dengan kalian, kami ingin bersama-sama memenangkan Ganjar, kami sepakat dengan visi misi ke depan.’ Ya, mari kita duduk sama-sama,” ujar Deddy, saat ditemui di Jakarta, Jumat (8/9).

Deddy juga menyebutkan, PDIP semakin terbuka apabila Demokrat tidak menyertai syarat-syarat untuk bergabung. Seperti meminta kursi Cawapres.

Baca juga : Standard Chartered Dorong Solusi Keuangan Capai Dekarbonisasi Di Tingkat Global

Menurutnya, kerja sama yang dibangun PDIP dengan partai politik lain tidak pernah memperebutkan kekuasaan. Sebab, semua dibagi berdasarkan kapasitas partai masing-masing. “Semakin sedikit syarat kan makin enak ya,” katanya.

Lalu apa tanggapan Demokrat? Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, saat ini partainya masih belum menentukan arah politiknya. Namun, komunikasi terus dibangun dengan kubu PDIP maupun kubu Gerindra.

Dia pun mengapresiasi sikap PDIP yang telah membuka pintu kepada Demokrat. Menurutnya, Demokrat juga tidak akan meminta banyak kepada mitra koalisinya, karena berperan sebagai tamu.

“Jadi, tergantung tuan rumah mau ajak duduk di ruang keluarga atau cuma di ruang tamu, apakah bisa diajak ngobrol dengan anggota keluarga yang lain. Tapi, kami tidak ingin hanya duduk di pojokan,” ujarnya, semalam.

Lebih lanjut, Herzaky menegaskan, pihaknya tidak pernah memaksakan AHY untuk jadi Cawapres. Pun ketika berada di koalisi Anies. Sebab, pihaknya hanya menjawab permintaan Anies untuk menjadikan AHY sebagai Cawapres.

Baca juga : Potensi “Hattrick” Partai Demokrat

Dia pun menyampaikan, selama ini partainya hanya punya satu syarat. Yakni, kesamaan cara pandang untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia. Ke depan, kata dia, sebelum menentukan koalisi, Demokrat harus yakin kerja sama politiknya ke depan tidak akan membuat kesalahan yang sama. Jadi jangan sampai ada kawin paksa,” harapnya.

Herzaky mengatakan, saat ini Demokrat ada di titik krusial untuk menentukan arah perjuangannya ke depan. Sehingga, pihaknya masih melihat kesamaan visi dan misi di antara koalisi yang ada. Termasuk membawa perubahan yang lebih baik kepada seluruh masyarakat Indonesia.

“Tapi, kami tegaskan bahwa perubahan yang kami usung itu bukannya mau mengubah sesuatu yang sudah baik, tapi ingin memperbaiki sesuatu yang dirasa kurang maksimal,” pungkasnya.

Lalu apa kata pengamat politik? Pengamat Politik dari Trias Politika Strategis Agung Baskoro berpandangan, secara historis akan lebih mudah bagi Demokrat berkoalisi dengan Prabowo ketimbang mendukung Ganjar yang diusung PDIP.

“Menimbang ada kisah masa lalu yang belum tuntas antara Megawati dan SBY,” sebut Agung, semalam.

Baca juga : Gardu Ganjar Beri Layanan Pengobatan Gratis Bagi Warga Pulau Tunda Di Serang

Namun, Agung menilai, secara politis peluang Demokrat bergabung dengan PDIP makin terasa, karena membawa semangat rekonsiliasi sekaligus insentif elektoral. “Karena Demokrat lumayan solid di Jawa Timur Mataraman,” ujarnya.

Di titik inilah, Agung menyebut, terjadi proses tarik-menarik antara sejarah politik kedua partai dan elektabilitasnya masing-masing. Sehingga, semua keputusan itu akhirnya tergantung kepada Megawati dan SBY.

“Apakah Mega dan SBY siap Move on? Atau yang lebih mendasar lagi, apakah AHY siap tak menjadi Cawapres? Yang terpenting bagi Demokrat saat ini adalah bergabung dalam gerbong politik agar tak ketinggalan momen sebagaimana dua Pemilu sebelumnya,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.