Dark/Light Mode

Merasa Tak Mampu Gelar PSU Jilid II

Ketua KPU Dan Bawaslu Yalimo Memilih Mundur

Rabu, 7 Juli 2021 06:20 WIB
Ketua KPU Yalimo Yehemia Walianggen. (Foto: Antara)
Ketua KPU Yalimo Yehemia Walianggen. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Dia khawatir, jika putusan MK itu dilaksanakan, tidak hanya berdampak, seperti perusakan atau pembakaran fasilitas pemerintah, tapi bisa saja berimbas pada kekerasan fisik kepada masyarakat Yalimo.

“Saya tidak mau mengawasi tahapan (PSU kedua kali). Sebab atas putusan MK itu, masyarakat secara spontan melakukan perusakan, pembakaran fasilitas Pemerintah Daerah (Pemda),” ungkapnya.

Diketahui, semenjak putusan sengketa Pilkada Yalimo dibacakan MK pada Selasa (29/6), telah terjadi kerusuhan di Yalimo. Sejumlah gedung pemerintahan hingga kantor perbankan dibakar pendukung Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 01 Erdi Dabi-John Wilil.

Baca juga : Gratis, Krakatau Steel Siap Penuhi Kebutuhan Oksigen Medis

MK dalam putusannya membatalkan hasil PSU Yalimo, dan memerintahkan KPU menggelar PSU kembali. MK juga mendiskualifikasi calon Bupati Erdi Dabi karena dinilai tidak memenuhi syarat. Tapi, MK memberi kesempatan kepada Calon Wakil Bupati, John Wilil untuk mencalonkan diri sebagai bupati atau wakil bupati lalu berpasangan dengan calon lain selama memenuhi syarat.

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengaku, kondisi di Yalimo saat ini mulai terkendali. Tapi, aparat keamanan tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya benturan antar-kelompok masyarakat di sana.

Mathius menyatakan, aparat keamanan akan terus berupaya meredam situasi di Yalimo, agar kondisi di sana secepatnya pulih dan tak ada aksi susulan.

Baca juga : Bamsoet Gelar Silaturahmi Organisasi/Ormas Yang Dipimpinnya

Kepada Paslon Erdi Dabi-John Wilil, aku Mathius, Polda Papua memberi pengertian lebih. Pasalnya, ada permintaan dari kubu Erdi-Wilil agar KPU tidak menggelar PSU.

Atas permintaan kubu Erdi-John itu, Mathius mengingatkan, seluruh pihak tetap hati-hati karena persoalan ini berpotensi terjadinya kembali huru-hara. Sebab, masing-masing calon merupakan orang asli setempat yang sama-sama memiliki massa cukup besar.

“Ini mengisyaratkan Polri harus berhati-hati menyikapi karena kemungkinan besar bisa perang suku,” papar Mathius. [EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.