Dark/Light Mode

Berharap Jadi Pertanda Baik Hubungan Indonesia-Jepang

Matahari Bersinar Cerah Saat Serahkan Surat Kepercayaan

Kamis, 25 Februari 2021 05:23 WIB
Wawancara Eksklusif Rakyat Merdeka Dan RM.id Dengan Duta Besar Jepang Untuk Indonesia Kenji Kanasugi secara virtual, Selasa (23/2). (Foto : Rakyat Merdeka Dan RM.id).
Wawancara Eksklusif Rakyat Merdeka Dan RM.id Dengan Duta Besar Jepang Untuk Indonesia Kenji Kanasugi secara virtual, Selasa (23/2). (Foto : Rakyat Merdeka Dan RM.id).

 Sebelumnya 
Saat pertama kali bertemu Presiden Joko Widodo, bagaimana kesan pribadi anda?

Terus terang, selama ini duta besar yang datang memiliki kesempatan untuk one on one meeting dengan presiden. Tapi, karena Covid-19, pertemuan saya dengan Presiden Jokowi sangat terbatas.

Tapi saya disambut hangat saat menyerahkan Letter of Cre­dentials (Surat Kepercayaan). Meski sedang musim hujan, pagi hari pada 4 Februari saat saya menyerahkan Surat Keper­cayaan kepada presiden, langit cerah dengan sinar matahari. Jadi keseluruhan upacara, baik upacara kehormatan berlang­sung di luar.

Saya melihat ini sebagai pertanda bagus. Tidak hanya untuk saya, tapi juga untuk semua duta besar yang menyerahkan surat kepercayaan pada hari itu. Itu adalah awal yang baik bagi kita semua.

Baca juga : Indonesia Bebas Corona Saat Hari Kemerdekaan

Sejak saya tiba, sinar ma­tahari hanya beberapa hari saja, selanjutnya selalu turun hujan. Tapi pada 4 Februari itu sinar matahari bersinar cerah. Jadi ini awal yang baik untuk memulai tugas saya, meneruskan hubungan baik Jepang dengan Indonesia.

Bagaimana dengan kerja sama Jepang dan Indonesia saat ini?

Belakangan, akibat pandemi Covid-19, investasi langsung Jepang ke Indonesia tahun lalu menurun. Pandemi sudah mem­pengaruhi pengambilan keputusan di kantor pusat perusahaan Jepang di Tokyo.

Tapi saya tetap optimistis tentang hubungan Jepang-In­donesia di masa depan. Sekali lagi, Indonesia merupakan pasar yang berkembang besar bagi perusahaan Jepang. Perusahaan Jepang juga ingin memanfaatkan Indonesia sebagai salah satu hub produksi penting untuk produk mereka, sekaligus sebagai hub ekspor di kawasan.

Baca juga : Perhatikan Penanganan Cedera Saat Berolahraga

Jadi, setelah kita mengendali­kan Covid-19, saya rasa, kita bisa melihat lebih banyak investasi yang datang dari Jepang dan merevitalisasi hubungan ekonomi Jepang-Indonesia. Saya sangat menantikan melihat itu terjadi.

Bagaimana pebisnis Jepang melihat Indonesia usai Om­nibus Law dikeluarkan? Ba­gaimana anda melihat iklim investasi di Indonesia di era pandemi?

Seperti yang saya katakan, investasi langsung Jepang menu­run tahun lalu. Posisi Jepang menurut pemerintah Indonesia, menduduki peringkat ke-4. Turun satu peringkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan menu­rut JBIC (Japan Bank for Inter­national Cooperation), tahun lalu Indonesia menduduki peringkat ke-6 untuk tujuan investasi masa depan. Ini satu peringkat turun dari tahun sebelumnya.

Saya tetap optimis dengan masa depan hubungan Jepang-Indonesia. Sebab, Pemerintah Indonesia sedang berupaya mem­perbaiki lingkungan investasi dengan memberlakukan Omni­bus Law pada November lalu.

Baca juga : Menteri Teten : Genjot Produk UMKM Unggulan Ke Jepang

Sekarang, pemerintah Indo­nesia sedang mengimplementa­sikan Undang-Undang tersebut. Setahu saya, ada 66 peraturan dan 51 sudah disepakati. Setelah Pemerintah Indonesia member­lakukan Omnibus Law, saya sangat berharap iklim investasi membaik dan kami dapat me­narik banyak perusahaan Jepang berinvestasi ke Indonesia.

Terlebih lagi, Indonesia me­wakili 40 persen PDB (Produk Domestik Bruto) di antara nega­ra-negara ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) dan 40 persen dari total populasi ASEAN ada di Indonesia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.