Dark/Light Mode

Sapi Kita Di Senat Australia

Minggu, 7 Agustus 2022 06:39 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Senator dari Partai Hijau Peter Whish-Wilson mengecam oposisi karena berupaya memicu ketakutan. “Sepertinya, oposisi menginginkan wabah penyakit mulut dan kuku, sehingga mereka dapat mengambil keuntungan politik dari ketakutan itu,” katanya di Senat.

Politisi di mana-mana, sama saja. Mereka tak bisa lepas dari kepentingan masing-masing. Oposisi maupun pemerintah. Termasuk pernyataan “kotoran sapi” itu.

Baca juga : Perang Di Sana Perang Di Sini

Apakah pernyataan Pauline Hanson salah. Tidak sepenuhnya. Di Bali, hewan ternak memang tidak ditemui di jalan-jalan.

Tapi, di beberapa daerah, ada hewan ternak yang berkeliaran sampai ke jalanan. Dilepas begitu saja. Kotorannya berserakan bahkan di tengah jalan.

Baca juga : 2024 Harus Plus-plus

Ini berbahaya. Tidak sehat. Juga mengganggu lalulintas. Kalau dilihat oleh wisatawan, asing maupun lokal, bisa menjadi kampanye negatif.

Ini kritik buat kita. Termasuk pemda yang daerahnya menjadi sentra-sentra peternakan di Indonesia.

Baca juga : Tuntaskan, Jangan Diwariskan

Tanpa ada pernyataan dari Pauline Hanson pun, urusan ternak, mulai dari kandang sampai PMK, perlu mendapat perhatian serius.

Di Australia “politik dagang sapi” tidak popular. Yang sekarang jadi perdebatan di parlemen, justru kotorannya. “Aromanya” sampai ke Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.