Dark/Light Mode

Siapa Musuh Kita?

Selasa, 18 Oktober 2022 06:10 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Karena itu, perlu ketahanan diri untuk tidak terlalu dalam tenggelam di tahun politik. Supaya tidak termakan provokasi. Apalagi, para elit politik santai-santai saja menjalaninya. Mereka bisa setiap saat berubah sikap dan dukungan. Yang tadinya menghujat, bisa tiba-tiba memuji. Yang tadinya lawan, dalam sekejap bisa menjadi kawan. Atau sebaliknya.

Tidak selamanya juga “peringatan menakutkan”, salah atau keliru. Misalnya, di awal-awal pandemi Corona, China menuduh Amerika Serikat menjual ketakutan, melakukan propaganda kepanikan terhadap China.

Baca juga : ``Curi Ilmu`` Dari Georgia

Amerika Serikat adalah negara pertama yang memulai evakuasi warganya, mengeluarkan peringatan perjalanan untuk tidak pergi ke China, dan melarang masuknya orang asing yang baru melakukan perjalanan ke China.

“Kampanye menakutkan” yang diterapkan AS ternyata benar. Covid-19 menyerang seluruh dunia. Sampai sekarang.

Baca juga : Monumen Dan Tagar TASSN

Karena itu, di tahun politik, perlu juga memilah-milah, mana yang masuk akal, mana yang tidak. Ada informasi “seksi” yang bertendensi menyerang lawan, ternyata hoax. Atau sebaliknya, ada yang kelihatannya hoax, ternyata benar.

Kuncinya: literasi. Juga kecerdasan emosional. Seperti imbauan yang sering dikampanyekan: saring sebelum sharing. Ini imbauan sakti. Karena, bisa jadi, ada umpan lambung yang bisa menjebak. Kalau disambut, bukannya menggolkan ke gawang lawan, malah ke gawang sendiri. Own goal. Bahaya. ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.