Dark/Light Mode

Satunya Kata Dan Perbuatan

Kamis, 20 Oktober 2022 06:10 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Ini mengisyaratkan kepada para pejabat, bukan hanya polisi, yang berpangkat maupun tidak, supaya membumi, mengayomi rakyat dengan tulus ikhlas, tanpa pamrih.

Sayangnya, seringkali terjadi, jangankan imbauan, yang jelas-jelas sudah diperintahkan pun, kerap dilanggar. Dianggap angin lalu.

Baca juga : Siapa Musuh Kita?

Karena itu, untuk mereformasi apa pun, negara perlu terlibat aktif. Tegas, jelas dan konsisten. Misalnya, seperti yang dilakukan di Georgia: potong generasi. Kasih kesempatan yang lebih segar. Jangan diserahkan ke internal lembaga.

Kalau sekadar jargon, bangsa ini sudah berpengalaman. Mulai dari “pengawasan melekat” atau Waskat di era Orde Baru, sampai sekarang, gerakan “revolusi mental”, hasilnya belum sesuai harapan.

Baca juga : ``Curi Ilmu`` Dari Georgia

Kenapa? Karena, belum adanya kesatuan antara kata dan perbuatan. Minimnya keteladanan. Pengawasan kurang optimal. Konsistensi juga kurang. Terkadang panas-panas tai ayam. Selain itu, belum adanya keterlibatan negara yang sangat tegas dan jelas. Bukan hanya sekadar imbauan.

Tidak selarasnya kata dan perbuatan membuat rakyat kehilangan kepercayaan. Jadi antipati. Rakyat kemudian berprinsip, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. “…Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak?”

Baca juga : Monumen Dan Tagar TASSN

Rakyat kemudian mempraktikannya di mana saja. Termasuk di jalan raya sehingga tampak kacau, liar, kompromistis, semaunya. Seolah tak ada aturan.

Jalan raya menjadi cermin wajah bangsa ini sesungguhnya. Mau sampai kapan? ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.