Dark/Light Mode

Sampai Kapan Harus Impor?

Minggu, 27 November 2022 06:39 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Sekarang, sepuluh bulan berlalu, kita kembali dikejutkan dengan rencana impor beras oleh Bulog. Beberapa anggota DPR mempertanyakan rencana ini. Para petani juga memprotes.

Yang terjadi setiap tahun, juga sama saja. Seperti terulang. Data stok beras, selalu jadi perdebatan. Berbeda-beda.

Badan Pangan Nasional, Perum Bulog, dan Kementerian Pertanian (Kementan) selalu berbeda soal data stok beras nasional. Data ini sangat penting untuk memutuskan impor atau tidak.

Baca juga : Sejuk Di Suhu Panas

Bukan hanya beras, masih banyak produk lainnya yang didatangkan dari luar. Yang remeh temeh pun diimpor. Bahkan, di negeri yang memiliki empu-empu hebat pembuat keris ini, cangkul saja masih diimpor.

Kenapa ini terus terjadi? Siapa yang menikmatinya?

Kita kembali ke belakang. Saat itu, belum setahun menjabat, ketika mengunjungi Pabrik Gula di Mojokerto, Jatim, Mei 2015, Presiden Jokowi menyinggung soal mafia.

Baca juga : Jangan Hilang Momentum

Cara para mafia ini bekerja, kata Jokowi, dengan menekan Pemerintah atau pejabat terkait untuk mengeluarkan izin impor.

“Saya mengerti siapa yang main gula. Siapa main migas. Siapa main minyak. Saya tahu bener, itulah tantangan-tantangan kita,” kata Presiden tujuh tahun lalu.

Selama tujuh tahun itu, warning Presiden supaya “jangan impor” serta pemberantasan “mafia” mestinya sudah teratasi. Sudah beres.

Baca juga : Data Bocor, Cegah & Tindak

Sayang, harapan itu masih butuh proses. Entah sampai kapan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.