Dark/Light Mode
- Getaran Gempa M6,5 Garut Terasa Hingga Jakarta, Trending Topics Di X
- Gempa M3,1 Sukabumi Dipicu Sesar Cugenang, Belum Ada Laporan Kerusakan Bangunan
- Gempa Kuat M6,5 Guncang Jabar Dan Sekitarnya, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
- Malam Ini, Sukabumi Digoyang Gempa M3,1 Kedalaman 5 Km
- Media Timteng: Erick Bawa Berkah Bagi Sepak Bola Indonesia
Sebelumnya
Akumulasi transaksi mencurigakan di kalangan pejabat Kemenkeu itu nilainya mencapai Rp 300 triliun. Menurut Mahfud, kasus yang dicurigai sebagai “pencucian uang” ini melibatkan 460 orang. Terjadi sejak 2009. Kenapa mengendap begitu lama?
Meski sudah dibunyikan Mahfud MD, dan PPATK juga sudah mengirim 200 berkas ke Kemenkeu, Menkeu Sri Mulyani mengaku belum tahu dari mana angka-angka tersebut.
Kepada Mahfud MD, kita perlu memberi apresiasi. Apa jadinya kalau dia tidak mengungkap hal ini. Yang heboh hanya pejabat pajak Rafael Alun, Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto serta dua tiga orang lainnya yang sekarang viral.
Baca juga : Kasus Hilang, “Main” Lagi
Ibarat puncak gunung es, tiga atau empat orang itu akan terpangkas, sementara yang tak terlihat di bawah nya, bisa jadi sangat mengerikan.
Mahfud MD sudah cukup berhasil membunyikan kasus, menggugah kesadaran bahwa negeri ini sedang tidak baik-baik saja.
Namun, akan lebih baik lagi kalau ada gebrakan berkesinambungan dan konsisten untuk menciptakan pemerin tahan yang bersih. Tidak sekadar melempar statement. Tapi, ada gerakan besar dalam derap langkah seirama untuk membersihkan segala macam penyakit yang membebani rakyat, pemerintah dan negara.
Baca juga : Bukan Bangsa Berbasis Viral
Mengharapkan DPR misalnya, tidak cukup. Kasus-kasus besar yang muncul sekarang, bahkan mencuat tidak sengaja. “Dibuka” oleh anak-anak. Karena Mario, anak pejabat pajak Rafael Alun, menganiaya David dengan keji, lalu terbukalah kotak pandora.
Komisi Pemberantasan Korupsi pun sepertinya sudah tak sanggup. KPK bahkan meminta bantuan netizen untuk menelusuri dan mengungkap kekayaan tidak wajar para pejabat negara.
“Wartawan dan netizen, kalau bisa melacak aset para pejabat negara, viralkan! Sehingga banyak yang gerak,” pinta Wakil Ketua KPK Alexander Marwata.
Baca juga : Jangan Ada Gaduh Baru
Kalau netizen tak bisa maksimal, lalu minta bantuan kemana lagi? Rakyat selalu menunggu dimana ujung dari badai-badai heboh ini. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.