Dark/Light Mode

``Bodo Amat``, Segera Obati!

Minggu, 20 Juni 2021 07:10 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Kalau sikap ini kian menguat, apa pun bisa dilakukan dan diwujudkan. Apa saja bisa terjadi.

“Semua bisa diatur”.

Sikap seperti ini akan menjadi-jadi kalau sudah tahu rumus-rumusnya. Misalnya: “Paling hebohnya seminggu, setelah itu hilang, diganti isu lain”.

Baca juga : Bom Waktu (Di Daerah)

Level keparahannya kian meningkat lagi kalau rakyat juga terjangkiti sikap apatis, masa bodo atau “emang gua pikirin”. Maka, jarak dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, akan semakin jauh. Terpisah sangat jauh.

Sampai di titik ini, lahirlah apa yang oleh Hannah Arendt disebut sebagai “banalitas kejahatan”. Kejahatan, apa pun bentuknya, tidak lagi dinilai sebagai sesuatu yang salah dan keliru, tetapi justru dianggap wajar dan biasa-biasa saja.

Kejahatan bukan lagi hanya dilakukan oleh penjahat bertampang sangar, tapi oleh orang-orang yang tidak bertipikal penjahat.

Baca juga : Awas, Klaster Nobar!

Kalau ini terjadi, terus menguat dan melebar, maka lahirlah “epidemi” hukum, sosial dan politik yang dampaknya panjang. Bisa kemana-mana. Sehingga, pengobatan dan pemulihannya sangat lama.

Karena itu, segera cari obatnya. Hentikan sikap “bodo amat” atau “emang gua pikirin”, serta menganggap enteng, mulai dari soal protokol kesehatan (memakai masker dan sebagainya) sampai ke putusan hukum dan kebijakan-kebijakan yang menyangkut rakyat.

Amanat Penderitaan Rakyat, walau mungkin terdengar klasik, jangan lagi dianggap klise dan basi. Obati, segarkan kembali, seriusi, sebelum terlambat dan semakin parah.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.