Dark/Light Mode

Sudah Penuhi Syaratkah RI Cabut Status Pandemi Covid

Dicky Budiman: Kata Kuncinya, Bisa Diprediksi

Sabtu, 17 Juni 2023 07:00 WIB
Dicky Budiman, Epidemiolog Griffith University Australia. (Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id)
Dicky Budiman, Epidemiolog Griffith University Australia. (Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana Pemerintah mengubah status Covid-19, dari pan­demi menjadi endemi, mendapat perhatian. Pasalnya, di China sedang terjadi lonjakan kasus.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menjelaskan, dalam waktu dekat, Pemerintah akan mengubah status pandemi Covid-19. Langkah itu dilakukan selaras dengan kebijakan World Health Organization (WHO) mencabut status kedaruratan kesehatan Covid-19.

“Insya Allah bulan ini (dicabut),” ujar Jokowi usai membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (14/6/2023).

Jokowi mengatakan, kepastian mencabut status pandemi, telah dimatangkan dalam rapat terbatas yang digelar di Istana Kepresidenan, Selasa (13/6).

Baca juga : Virus Tak Hilang, Tapi Hidup Berdampingan Dengan Kita

Namun, Presiden belum memberikan kepastian keputusan itu kapan dilakukan. "Kapan diumumkannya, baru dimatangkan dalam seminggu dua minggu ini,” tuturnya.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memas­tikan, Presiden segera mengumumkan peralihan status dari pandemi Covid-19 menjadi endemi dalam waktu dekat.

Namun, Budi menegaskan, hal yang saat ini bisa disampaikannya kepada masyarakat, agar bisa hidup berdampingan dengan Covid-19. “Sama halnya belajar hidup dengan penyakit menular lain, misalnya malaria, demam berdarah, TBC. Harus tahu cara menghindarinya seperti apa,” tutur Budi.

Di tengah rencana Pemerintah tersebut, gelombang Covid-19 kembali melanda China. Lonjakan kasus baru terjadi.

Baca juga : Jokowi Cabut Status Pandemi Covid-19 Bulan Ini, Ini 4 Pesan Menkes Hadapi Endemi

Dikutip dari detikhealth pada 15 Juni 2023, otoritas kesehatan China mencatat ada 2.800 kasus dalam kondisi parah, dan 164 orang tewas di puncak gelombang tersebut.

Dalam sebuah laporan tentang situasi Covid-19 di China yang diterbitkan pada Minggu (11/6), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China menyebut, kasus parah dan kematian paling banyak terjadi pada lanjut usia.

Berikut wawancara dengan Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengenai hal ini.

Pemerintah berencana mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Pandangan Anda?

Baca juga : Status Pandemi Dicabut, Pendapatan DKI Terkerek

Perubahan, secara epidemiologis,dari satu penyakit yang tadinya berupa pandemi menjadi endemi itu memerlukanwaktu untuk kita memberikan justifikasi kekuatan. Itu biasanya retrospektif.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.