Dark/Light Mode

Mobil Listrik Bisa Jadi Sarana Indonesia Capai NDC 2030 Dan Net Zero Emission 2060

Jumat, 1 April 2022 20:43 WIB
Mobil listrik. (Foto: Ist)
Mobil listrik. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah telah berkomitmen dalam pengurangan emisi melalui ratifikasi Perjanjian Paris yang tercermin dalam UU No 16/2016.

Dalam Perjanjian Paris tersebut, Indonesia diharuskan untuk menguraikan dan mengkomunikasikan aksi dalam ketahanan iklim pasca 2020 yang dalam dokumen Kontribusi yang ditetapkan secara nasional (NDC).

Dalam dokumen NDC tersebut, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030.

Baca juga : PLN Bakal Konversi Ribuan PLTD Ke EBT

Selain komitmen dalam NDC, pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 yang akan datang. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan upaya yang tidak mudah dan komitmen yang kuat oleh Pemerintah Indonesia.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, salah satu upaya untuk mencapai target tersebut adalah meningkatkan populasi mobil listrik di Indonesia. Melalui peningkatan penggunaan mobil listrik, maka akan tercipta beberapa hal yang menguntungkan bagi Indonesia.

"Melalui peningkatan populasi mobil listrik, kita bisa mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. Jika tidak ada upaya untuk mengurangi populasi mobil konvensional, maka sektor transportasi akan menyumbang sebesar 0.28 milyar tCO2e/tahun dan 0.86 milyar tCO2e/tahun pada 2060," papar Mamit, dalam siaran pers, Jumat (1/4).

Baca juga : Pemerintah Akselerasi Transisi Energi Bersih Dan Raih Net Zero Emission

Diuraikannya, satu liter BBM dengan jarak tempuh 10 km menghasilkan 2,6 kg CO2. Sedangkan untuk 1 kWh mobil listrik dengan jarak tempuh 10 km menghasilkan 1,27 kg CO2.

"Selain dari emisi CO2 yang dihasilkan lebih sedikit, biaya yang dikeluarkan untuk 1kWh hanya sebesar Rp 1.500, setara dengan 1 liter BBM seharga Rp 12.500. Jadi, harganya lebih murah dan masyarakat bisa lebih berhemat," tuturnya.

Selain itu, Mamit juga menjelaskan manfaat lain dari peningkatan populasi mobil listrik. Yaitu, bisa mengurangi impor BBM yang saat ini jumlahnya sangat signifikan.

Baca juga : Menpora Pastikan Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

"Saat ini kesenjangannya sangat jauh sekali. Produksi minyak dalam negeri hanya di angka kurang lebih 700 ribu BOPD sedangkan konsumsi BBM nasional sudah mencapai 1.4 juta BOPD. Hal ini akan meningkatkan defisit neraca perdagangan semakin lebar," urai Mamit.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.