Dark/Light Mode

UMKM Berperan Penting Dalam Perekonomian

Top, Airlangga Dukung Santripreneur Tangguh

Jumat, 22 April 2022 06:30 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara Optimalisasi Penyaluran KUR dan Inklusi Keuangan untuk Meningkatkan Kesejahteraan UMKM, di Pondok Pesantren Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (20/4). (Foto: Kemenko Perekonomian)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara Optimalisasi Penyaluran KUR dan Inklusi Keuangan untuk Meningkatkan Kesejahteraan UMKM, di Pondok Pesantren Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (20/4). (Foto: Kemenko Perekonomian)

 Sebelumnya 
“Ada program yang bernama Santripreneur. Kita mendorong para santri untuk menjadi entrepreneur sejak dini. Diharapkan, para santri dapat menjadi wirausahawan yang tangguh,” harap Airlangga.

Menurutnya, pelajar, santri, mahasiswa dan pemuda merupakan kelompok sasaran yang diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif.

Baca juga : Ulama Sumsel Dukung Sandiaga Uno Nyapres 2024

Airlangga bilang, pondok pesantren memiliki peran strategis dalam rangka mendukung ekonomi dan keuangan syariah. Karena, saat ini jumlah pesantren di Indonesia sekitar 36.080 dan memiliki lebih dari 4,2 juta santri.

“Sebanyak 12.469 pesan tren atau 39,7 persen dari total pesantren, memiliki potensi ekonomi yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerak yatan, ekonomi syariah, dan UMKM halal,” jelasnya.

Ekonom Center of Reform on Economics Indonesia (CORE) Yusuf Rendy Manilet menyarankan, Pemerintah meningkatkan proporsi pembiayaan bagi UMKM yang mampu menembus pasar ekspor.

Baca juga : Kementan Dan Menko Perekonomian Dorong Petani Milenial Manfaatkan KUR

“Melalui bantuan ini, UMKM bisa cepat naik kelas dan akhirnya mampu bersaing di pasar global,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia mengatakan, saat ini total proporsi pembiayaan ekspor untuk UMKM di Indonesia masih belum memadai. Besarnya baru di kisaran 10-15 persen dari total share pembiayaan ekspor.

Jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan pembiayaan ekspor untuk non UMKM yang bisa di atas 20 persen.

Baca juga : Genjot Perekonomian Lokal, KKP Bakal Bangun Kampung Bandeng Di Gresik

“Kalau kita berbicara akses ke luar, pasar ekspor dan ingin membawa UMKM bersaing di pasar global, kita harus melihat seberapa besar pembiayaan ekspor yang telah dilakukan Pemerintah untuk mereka,” ujar Yusuf. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.