Dark/Light Mode

Lawan Tengkulak, Uma Inovasi Selangit Kerek Ekonomi Petani Kopi

Kamis, 29 September 2022 05:49 WIB
Pertamina EP Pendopo Field melakukan pelatihan pengembangan kebun kopi organic, peningkatan kapasitas kelompok melalui pelatihan kelembagaan, dan memperluas pangsa pasar dengan membuka jaringan kemitraan.
Pertamina EP Pendopo Field melakukan pelatihan pengembangan kebun kopi organic, peningkatan kapasitas kelompok melalui pelatihan kelembagaan, dan memperluas pangsa pasar dengan membuka jaringan kemitraan.

RM.id  Rakyat Merdeka - Kelompok Tani Uma Inovasi Selangit menjadi motor utama penggerak ekonomi warga Desa Karangpanggung, Kecamatan Selangit, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.

Uma Inovasi Selangit mengenalkan kopi Selangit sebagai alternatif di tengah dominasi cita rasa kopi khas Semendo dan Pagaralam.

Melalui sentuhan anak muda kreatif di bawah bendera Uma Inovasi Selangit, kopi Selangit mulai dikenal tidak hanya di Sumsel tetapi juga di level nasional.

Baca juga : Sunarso: Selamatkan UMKM Berarti Pulihkan Ekonomi Indonesia

Melalui Uma Inovasi Selangit, warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani kopi bisa merasakan manfaat kopi Selangit yang kini makin digemari.

Tak hanya itu, Uma Inovasi Selangit juga jadi pintu meningkatkan derajat para petani. Caranya adalah dengan memutus rantai distribusi kopi yang selama ini dikuasai oleh tengkulak.

“Kami (Uma Inovasi Selangit) membeli kopi dari petani, ada beberapa ton. Ada yang kita simpan untuk stok, ada juga yang diolah (roasting). Pembelian kopi dari petani dengan harga masuk akal adalah cara agar para petani tidak lagi terjebak oleh para tengkulak,” ujar Risela, salah seorang pengelola Uma Inovasi Selangit, saat ditemui di booth PT Pertamina Hulu Energi (PHE) pada 46th IPA Exhibition and Convention 2022 di Jakarta, Jumat (23/9/2022).

Baca juga : Gandeng MDI Venture, Pupuk Indonesia Dukung Ekonomi Digital Sektor Pertanian

Risela menyebutkan, harga beli kopi dari petani Selangit bergantung pada musim. Saat musim kemarau, harga kopi dalam bentuk biji dibeli Rp 25 ribu per kilogram (kg). Sementara kopi merah dibeli Rp 30 ribu-Rp 35 ribu per kg. Kalau musim hujan, harga berbeda karena pasokan berkurang.

“Kadang petani kopi menawarkan pas musim panen. Kalau kebanjiran order, kadang kita ke petani langsung. Harga juga bergantung pada musim,” ujar Risela.

Selain membeli kopi petani, lanjut Risela, Uma Selangit juga memberikan edukasi kepada para petani guna meningkatkan kualitas kopi. Menurut Risela, sebelum diberikan edukasi para petani tidak mengetahui biji kopi mana yang kualitas tinggi atau rendah.

Baca juga : Motivasi Bangkit Bajul Ijo Usai 3 Kali Keok

“Selama ini petani petik buahnya masih campur antara yang warna hijau dan merah. Seharusnya yang merah aja. Makanya ada pembinaan. Kita edukasi, kopi petik yang sudah merah harganya lebih tinggi kualitas lebih bagus,” ungkap Risela.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.